Kisah
Tiang Tobat
Suatu hari, Abu Lababa diutus berunding dengan suku Yahud, Banu Qurayda. Tujuannya untuk menuntaskan pengkhianatan yang terus menerus mereka perlihatkan pada umat Muslim. Ternyata Abu Lababa berkhianat dengan kata-kata yang berpihak pada kaum Yahudi dan melawan umat Islam.
Saat kembali ke Madinah, ia merasa malu pada kelakuannya sendiri. Buru-buru ia pulang ke rumahnya, mengambil seutas tali, lalu bergegas ke masjid Nabi saw.
Sesampainya di Masjid, ia mengikatkan dirinya ke tiang sambil berteriak, “Ya Allah! Aku tidak akan melepaskan diriku hingga Engkau menerima tobatku.”
Hanya pada saat-saat tertentu, seperti di waktu shalat, makan, dan pergi ke kamar kecil, putrinya melepaskan tali itu. Ia menghabiskan waktu cukup lama untuk meratapi dan menyesali dosa-dosanya.
Nabi saw diberitahu soal itu. Beliau lalu berkata, “Jika ia datang kepadaku, aku akan memohon kepada Allah Swt agar memaafkannya. Tapi, jika ia langsung memohon kepada Allah Swt, maka Allah Swt yang akan berurusan dengannya.”
Beberapa hari kemudian, Nabi saw diberitahu Allah Swt bahwa Abu Lababa telah dimaafkan. Sesudah pengampunan dari Allah Swt, sebagai tanda syukur, Abu Lababa memberikan seluruh hartanya untuk digunakan di jalan Allah Swt. Nabi saw hanya menerima sepertiganya, karena Abu Lababa masih punya kewajiban untuk membiayai kehidupan keluarganya.
Tiang tempat Abu Lababa mengikat dirinya masih dapat dilihat di masjid Nabi saw sampai hari ini. Tiang itu dinamakan, tiang tobat.
*Tim al-huda, Cerita-cerita Favorit