Kisah
Syiah Hakiki dalam Pandangan Sayyidah Fathimah
Syiah Hakiki dalam Pandangan Sayyidah Fathimah
Seorang lelaki berkata kepada istrinya, “Pergilah menemui Sayyidah Fathimah dan tanyakanlah apakah beliau menerima diriku sebagai syiah (pengikut setia)nya?”
Sang istri bergegas menemui Sayyidah Fathimah as. Setelah bertemu, ia pun menyampaikan pesan suaminya.
Sayyidah Fathimah as menjawab, “Sampaikan pada suamimu bahwa, jika ia mengamalkan apa yang telah kami perintahkan dan meninggalkan apa yang kami larang, maka ia adalah syiah kami. Jika tidak, maka tidak (termasuk syiah kami).”
Sang istri segera pulang menemui suaminya dan menyampaikan jawaban Sayyidah Fathimah as. Begitu mendengar jawaban itu, si suami merasa bersedih dan menjerit, “Celakalah aku! Siapakah yang tidak terkotori dosa. Kalau tidak segera menyucikan diri dari dosa, aku bukanlah seorang syiah. Dan kalau aku bukan Syiah, maka aku akan kekal dalam neraka.”
Baca juga : Syahadat Syiah Berbeda dengan Ahlusunah?
Melihat kondisi suaminya yang hanyut dalam kesedihan semacam itu, sang istri segera kembali menemui Sayyidah Fathimah as dan menceritakan peristiwa yang disaksikannya.
Sayyidah Fathimah as berkata kepada wanita itu, “Katakanlah pada suamimu, ‘Bukan sebagaimana yang engkau bayangkan, para syiah kami adalah orang-orang baik dan penghuni surga. Namun jika ia berdosa, maka berbagai bencana dan musibah yang menimpa mereka, kesulitan yang mereka hadapi di padang Mahsyar, di hari kiamat, akan menghapus dosa-dosa itu. Tatkala mereka masih berada di atas api neraka, dosa-dosanya akan berguguran. Karenanya, mereka akan bersih dan suci dari berbagai dosa. Setelah itu, kami akan menyelamatkan mereka (dari api neraka) dan membawanya ke surga.’”
Muhammad Muhammadi, Cerita-Cerita Hikmah
Baca juga : Ali bin Abi Thalib Diagungkan Syiah, Sunni, dan Non-Muslim