Ikuti Kami Di Medsos

Kisah

Perjumpaan Sayyid Muhammad Baqir Damighani dengan Imam Mahdi

Kisah ini dituturkan oleh seorang ulama besar yang tinggal di kota Masyhad, Ayatullah Sayyid Syaikh Mujtaba Qazwaeni.

Sayyid Muhammad Baqir berasal dari kota Damighan, Republik Islam Iran, namun beliau tinggal di kota Masyhad. Setelah lama menimba ilmu kepada Alm. Ayatullah Mirza Mahdi Ishfahani, beliau menjadi salah seorang ulama spiritual besar. Bukan itu saja, beliau bahkan termasuk salah seorang yang dekat dengan Alm. Ayatullah Mirza Mahdi Ishfahani al-Gharwi. Suatu saat, beliau tertimpa sakit paru-paru sangat parah sehingga tubuhnya menjadi sangat kurus.

Sayyid Muhammad Baqir berkata, “Suatu pagi, aku melihat darah begitu banyak keluar dari mulutku, sehingga tubuhku menjadi semakin kurus dan kering. Aku pun putus asa atas kondisi penyakitku yang parah ini. Setelah berulang kali pergi ke dokter, aku memutuskan untuk menemui Allamah Ayatullah al-Gharwi. Dengan harapan, agar beliau berdoa kepada Allah Swt untuk menyembuhkan penyakitku yang parah ini.

Setelah aku tiba di rumah beliau dan mengutarakan keadaanku, muka beliau terlihat begitu cemas dan gelisah. Sambil duduk dan suara sesak, beliau berkata kepadaku, ‘Bukankah engkau seorang Sayyid Alawi? Mengapa engkau tidak memohon kesembuhan dari kakek-kakekmu saja? Dan mengapa engkau tidak mengadukan sakitmu itu kepada Shahib al-Zaman Imam Mahdi dan memohon kepadanya? Bukankah engkau tahu bahwa kakek-kakekmu adalah para imam mulia dan suci? Mengapa engkau tidak membaca doa Kumail saja, di mana dalam doa itu terdapat kalimat, Wahai yang nama-Nya adalah obat dan zikir-Nya adalah penyembuh. Jika engkau benar-benar seorang muslim yang mengikuti mazhab Ahlulbait dan seorang Sayyid Alawi, maka hari ini juga engkau harus pergi untuk menemui Shahib al-Zaman Imam Mahdi, lalu mintalah kesembuhan darinya.’

Demikianlah, Allamah Ayatullah al-Gharwi memberikan solusi untuk kesembuhan penyakitku yang parah itu. Setelah mendengar ucapan beliau itu, aku pun menangis dan keluar dari rumah beliau sambil berlari ingin menemui Imam Mahdi.

Tanpa sadar sedikit pun dan dengan hati sangat sedih serta penuh tetesan air mata, aku berlari dengan begitu cepat melewati beberapa perkampungan dan pasar. Aku merasakan diriku seakan-akan berada dalam sebuah kesenangan dan kepuasan. Namun, di sisi lain, aku juga melihat sebuah tempat sunyi, yang hanya beberapa orang saja di sana. Di antara mereka, terlihat seorang pemuda yang sangat berwibawa, mulia, dan penuh kehormatan. Aku tahu, beliau adalah Imam Mahdi as. Lalu, aku pun berkata pada diriku sendiri, ‘Sebelum semua orang itu pergi, aku harus memanggilnya dan mohon kesembuhan kepadanya.’

Angan-angan itu belum lepas dari benakku, ketika tiba-tiba aku melihat beliau, Imam Mahdi as menolehkan kepalanya kearahku dan menatapku. Keringat pun bercucuran dengan deras dari tubuhku, jantungku berdebar, dan jiwaku bergetar. Lalu, aku melihatnya. Tiba-tiba, tempat yang tadinya kosong dan sunyi, yang hanya beberapa orang saja di situ, berubah menjadi tempat ramai, yang dipenuhi para pengunjung. Gerak-gerik mereka pun sangat lemah lembut. Aku pun berhenti sejenak sambil terengah-engah; tak tahu apa yang telah menimpaku. Namun, tiba-tiba aku merasa sangat kuat sekali dan seluruh anggota tubuhku penuh energi.”

Begitu selesai menceritakan peristiwa itu, alm. Ayatullah Sayyid Syaikh Mujtaba Qazwaeni rahimahullah mencucurkan air matanya dengan sangat deras hingga membasahi kedua pipinya. Lalu, beliau berkata, “Ya, dengan cara demikianlah keadaan Sayyid Muhammad Baqir Damaghani menjadi pulih dan sehat wal afiat, hingga beliau pulang ke rahmatullah.

Hasan Abathahi, Bertemu Imam Mahdi

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *