Kisah
Perjalanan Ke Masyhad
Sayyid Muhammad Jabal Amili menuturkan kisah perjalanannya ke Masyhad kepada seorang sahabatnya.
Lantaran tak punya uang, aku sulit pergi ke Masyhad. Hingga suatu hari, aku berhasil ikut dengan sebuah kafilah. Setibanya di Masyhad, mengingat tak punya uang yang cukup untuk membeli makanan, aku berziarah ke pusara suci Imam Ali Ridha as untuk mengadukan kesulitanku.
Tiba-tiba, aku melihat seseorang menghampiriku dengan menunggang kuda. Kupikir, orang itu boleh jadi salah seorang dari kawanan begal padang pasir. Aku tak punya apapun sehingga ia akan membunuhku dan membebaskanku dari rasa lapar.
Ketika tiba di dekatku, ia menyampaikan salam kepadaku. Aku menjawab salamnya. Dengan ucapan salam itu, kecurigaanku pupus. Ternyata, ia bukan bagian dari kawanan begal padang pasir.
“Apa yang sedang kau cari?” tanyanya.
Aku berusaha menjawab pertanyaan itu dengan sisa-sisa kekuatan yang kumiliki, “Aku lapar dan tersesat.”
Ia berkata, “Engkau punya buah melon di sampingmu, mengapa engkau tidak memakannya?”
Aku yang tadinya mencari kesana-kemari sesuatu yang dapat kumakan, berpikir bahwa ia sedang bercanda, “Anda jangan bergurau. Tinggalkan aku sendirian menanti ajal yang akan tiba.”
Ia berkata, “Aku tidak bercanda. Lihat di sampingmu!”
Kulihat, tiga buah melon tergeletak di sebelahku. Ia berkata, “Makanlah satu dari melon itu dan sisanya simpan sebagai bekal perjalananmu dan tempuhlah jalan ini. Menjelang matahari tenggelam, engkau akan tiba di sebuah kemah. Mereka akan menuntun jalanmu sampai kafilah yang ingin kau susul.”
Setelah mengatakan itu, orang tersebut tiba-tiba menghilang. Seketika aku mengerti bahwa sosok itu adalah Imam Mahdi. Sesuai petunjuknya, aku hanya menyantap salah satu dari tiga buah melon itu. Aku merasa kekuatanku sedikit pulih untuk melanjutkan perjalanan. Pada hari berikutnya, aku kembali menyantap salah satu melon itu dan melanjutkan perjalanan.
Seperti kata beliau, sebelum Maghrib, aku tiba di kemah yang dimaksud. Orang-orang di kemah itu mengajakku bergabung dan menjamuku dengan ramah. Setelah itu, mereka menunjukkanku jalan untuk menyusul kafilah.
Mahdi Ayatullahi, Imam Muhammad al-Mahdi, Janji Keadilan Sedunia