Ikuti Kami Di Medsos

Kisah

Pentingnya Menghormati Tamu

Rasulullah saw bersabda, “Jika tamu datang dan masuk ke suatu kaum, maka rezekinya (kaum itu) turun dari langit bersamanya (tamu itu).”

Abdullah bin Abbas, putra paman Rasulullah saw, adalah seorang yang selalu mengundang berbuka puasa para tetangganya ketika tiba bulan puasa. Dalam perjamuan itu, ia hanya duduk menunggu di tengah hidangan dan tak menyentuk hidangan yang disiapkan untuk para tetangganya itu.

Suatu hari, tatkala bepergian, di tengah perjalanan, ia tiba di kemah salah seorang Arab di dusun dan berkata, “Bagaimana jika malam ini kita bermalam di kemah orang Arab dusun ini?”

Budak yang menemaninya menuruti apa yang dikatakan Abdullah. Maka malam itu mereka bermalam di tenda Arab dusun itu.

Karena Abdullah berwajah tampan dan tutur katanya amat memikat hati, orang Arab dusun itu amat menghormatinya dan berkata kepada istrinya, “Ada orang mulia yang datang bertamu ke tempat kita, apakah kita punya sesuatu yang dapat kita gunakan untuk menjamu tamu kita ini?”

“Kita tidak memiliki apapun selain kambing yang kita perah susunya untuk kelangsungan hidup anak kita yang masih menyusu,” jawab sang istri.

Sang suami segera mengambil belati dan hendak menyembelih kambingnya. Melihat itu, sang istri berkata, “Apakah engkau hendak menyembelih putrimu?”

“Sekalipun harus semacam itu, kita tidak memiliki cara lain selain menghormati tamu.” Kemudian sang suami melantunkan syair yang isinya kurang lebih sebagai berikut:

Hai istriku, jangan kau bangunkan putri kita,

Jika ia terbangun dan menangis,

Belati ini akan lepas dari tanganku.

Akhirnya, sang suami menyembelih kambingnya dan menyiapkan makam malam bagi tamunya. Tanpa sepengetahuan pasangan suami-istri itu, Abdullah mendengar semua pembicaraan mereka.

Keesokan paginya, Abdullah bertanya kepada asistennya, “Berapakah uang yang kita miliki?”

“Uang yang masih tersisa 500 dirham tuan,” jawab asistennya.

“Berikan semuanya kepada lelaki Arab itu,” kata Abdullah.

Asisten itu terperanjat dan berkata, “Anda memberi 500 dirham sebagai ganti seekor kambing yang harganya hanya lima dirham!?”

“Dia bukan hanya menggunakan seluruh hartanya untuk kita, tetapi bahkan ia lebih mengutamakan kita daripada jantung hatinya.”

*Ali Sadaqat, 50 Kisah Teladan

 

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *