Kisah
Para Tamu itu Istimewa
Para Tamu itu Istimewa
Suatu hari, seorang bapak dan putranya bertamu ke tempat Imam Ali as. Saat itu beliau membuat mereka merasa nyaman dan duduk berhadapan sambil berbincang-bincang dengan mereka. Hingga tiba waktu makanan dihidangkan.
Sesudah makanan terhidang dan selesai disantap, pelayan Imam Ali, Qambar, membawa baskom dan kendi air bagi para tamu untuk mencuci tangan. Imam Ali as mengambil sendiri kendi yang berisi air dan meminta sang bapak menjulurkan tangannya agar Imam as dapat menuangkan air.
Tamu itu berkata, “Bagaimana bisa Imamku melayaniku, semestinya akulah yang melakukannya?”
Imam Ali as menjawab, “Aku saudaramu dalam Islam yang hendak melayani saudaranya dan memperoleh ridha Allah, mengapa engkau mencegahnya?”
Baca juga : Momen Imam Ali Zainal Abidin Dicemooh
Lalu tamu itu menjulurkan tangannya, dan Imam Ali as berkata, “Cucilah tanganmu seluruhnya, jangan terburu-buru berpikir bahwa aku harus terbebas dari kewajiban ini.”
Ketika giliran putra tamunya mencuci tangan, Imam Ali as berkata kepada putranya, Muhammad Hanafiyyah, untuk memegang kendi dan mencuci tangan putra tamunya. Imam Ali as berkata kepada putra tamunya itu, “Aku mencuci tangan ayahmu. Putraku mencuci tanganmu. Jika saja ayahmu bukan tamuku hari ini, maka aku sendirilah yang akan mencuci tanganmu. Namun, Allah melihat sang bapak menikmati hak keistimewaan dan keutamaan tatkala ia bersama anaknya hadir di satu tempat.”
Rasulullah saw juga bersabda, “Tamu adalah pembimbing yang mengantarkan seseorang ke jalan menuju surga.”
Tim al-Huda, Cerita-Cerita Favorit
Baca juga : “Jaminkan Untukku Satu Perkara, Aku Jamin Untukmu Tiga Perkara!”