Kisah
Orang Bijak Irak
Ishak Kindi adalah filsuf Irak yang telah menulis sebuah buku tentang pertentangan antar ayat al-Quran. Salah seorang muridnya lalu menghadap Imam Hasan Askari as. Kepadanya, Imam as bertanya, “Adakah di antara kalian yang berani mengkritik pendapat guru kalian, Alkindi tentang sanggahan dan keraguannya terhadap al-Quran?”
Salah satu muridnya mengatakan, “Aku tak mampu menyanggahnya.”
Imam Hasan as berkata, “Katakan kepadanya, ‘Aku punya masalah dan ingin bertanya kepadamu. Bila seseorang membacakan al-Quran di hadapanmu, mungkinkah maksud ayat-ayat yang dibacanya itu berbeda dengan maksud yang Anda dengar darinya?’ Ia pasti akan mengatakan, ‘Tentu, sangat mungkin itu, karena ia seorang yang dapat memahami apa yang telah ia dengar.’
“Apabila ia menjawab seperti itu, katakan lagi padanya, ‘Bagaimana Anda bisa memastikan itu, padahal mungkin saja ia memahami maksud yang berbeda dengan yang Anda pahami? Dengan begitu, Anda telah meletakkan maksud bukan pada tempat yang semestinya.'”
Kemudian si murid menyampaikan pertanyaan-pertanyaan tersebut kepada gurunya, Alkindi. Setelah menyimak, ia meminta muridnya mengulangi pertanyaannya.
Sang murid pun mengulangnya. Setelah itu, Alkindi malah menundukkan kepala sambil berfikir. Akhirnya ia sadar bahwa hal tersebut memang mungkin terjadi dalam bahasa dan bisa diterima akal. Dengan kesadaran ini, pandangannya tentang al-Quran tampak begitu lemah dan rapuh. Lalu, ia bangkit dan membakar buku yang berisi tentang pertentangan antar ayat al-Quran tersebut.
Mahdi Ayatullahi, Imam Hasan Askari, Pembina Generasi Unggul