Ikuti Kami Di Medsos

Kisah

Lelaki Miskin Meninggal di Kubur Imam Ali

Lelaki Miskin Meninggal di Kubur Imam Ali

Lelaki Miskin Meninggal di Kubur Imam Ali

Alkisah, sekembalinya Imam Hasan as dan Imam Husain as dari menguburkan jasad suci Imam Ali as, dan hendak ke Kufah, di tengah perjalanan keduanya melihat seorang lelaki miskin dan buta duduk di samping bangunan reot. Wajahnya tampak sangat sedih dan ketakutan dengan kepala tetunduk seraya menangis. Keduanya bertanya, “Siapakah Anda? Mengapa bersedih?”

Ia menjawab, “Saya adalah orang asing dan sendirian. Saya tak punya seorang pun untuk berbagi duka. Selama setahun saya berada di kota ini. Setiap hari ada seseorang yang baik hati menemui saya dan menanyakan keadaan saya, memberi saya makanan, dan berbincang-bincang dengan saya. Namun sekarang telah tiga hari berlalu dan ia tidak datang kemari, tidak menanyakan keadaan saya.”

Mereka bertanya, “Apakah engkau tahu namanya?”

Ia menjawab, “Tidak.”

Mereka bertanya, “Apakah engkau tidak menanyakan namanya?”

Ia menjawab, “Saya sudah menanyakannya, namun ia menjawab, ‘Apa kepentinganmu dengan namaku. Saya merawatmu demi keridhaan Allah.’”

Mereka bertanya, “Bagaimana wajah dan postur tubuhnya?”

Baca juga : Imam Ali Zainal Abidin : Perbaiki Dulu Diri Sendiri!

Ia menjawab, “Saya buta, saya tidak mengetahui wajah dan postur tubuhnya.”

Mereka bertanya, “Apakah engkau sama sekali tidak mengenal ciri-ciri sikap dan pembicaraannya?”

Ia menjawab, “Lisannya senantiasa dalam keadan berzikir. Tatkala ia berzikir dan bertasbih, bumi, pintu, dan dinding-dinding ikut bertasbih bersamanya.”

Imam Hasan as dan Imam Husain as amat mengenal orang baik dan tak dikenal itu. Mereka saling berpandangan dan berkata, “Ciri-ciri yang engkau sebutkan itu adalah ciri-ciri ayah kami, Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib.”

Orang miskin berkata, “Lalu mengapa sudah tiga hari ini ia tidak datang menemuiku?”

Mereka menjawab, “Seorang terkutuk telah menghunuskan belatinya ke kepalanya. Ia pun berpulang ke hadirat Allah. Tadi, baru saja kami kembali dari kuburnya.”

Baca juga : Hak Mukmin

Tatkala mengetahui peristiwa yang terjadi, orang miskin itu spontan menjerit dan menangis. Ia merebahkan tubuhnya ke tanah dan melempari wajahnya dengan pasir seraya berkata, “Apa keistimewaanku sehingga Amirul Mukminin merawatku? Mengapa mereka membunuhnya?”

Imam Hasan as dan Imam Husain as berusaha menenangkannya. Namun ia tak juga tenang. Kemudian orang tua miskin itu memeluk Imam Hasan as dan Imam Husain as seraya berkata, “Demi kakek-kakek kalian, demi jiwa ayah kalian yang mulia, bawalah aku kuburnya.”

Mereka memapahnya ke kubur Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as. Setelah sampai, ia merebahkan dirinya ke kubur beliau dalam keadaan menangis dan meratap. Ia berkata, “Ya Allah, aku tak mampu menanggung beban perpisahan dengan ayah yang baik ini. Demi pengbuni kubur ini, ambillah nyawaku!”

Doanya terkabul. Ia pun menghembuskan nafas terakhirnya di atas kubur suci Imam Ali as. Menyaksikan kejadian itu, Imam Hasan as dan Imam Husain as tak kuasa menahan tangis kesedihan. Mereka berdua segera memandikan, mengafani, dan menyalati jenazah si miskin, lalu dikuburkan di sekitar makam suci tersebut.

Muhammad Muhammadi, Cerita-Cerita Hikmah

Baca juga : Ingin Pertama Mengucapkan Salam

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *