Kisah
Kisah Qosim, Preman Bertaubat
Kisah Qosim, Preman Bertaubat
Di Najaf, hidup seorang lelaki preman bernama Qosim. Ia kerap duduk-duduk di suatu gang dan mengganggu orang lain yang melintas. Namun demikian, ia sangat cinta dan menghormati Ayatullah Qadhi. Setiap kali beliau melewati gang, Qosim berdiri dari tempat duduknya untuk menunjukkan rasa hormat dan adab. Ayatullah Qadhi juga bersikap baik kepadanya. Qosim bukan ahli agama, ia hanya cinta pada Ayatullah Qadhi.
Suatu hari, Saat Ayatullah Qadhi melintas, Qosim bangun untuk memberi hormat kepada beliau.
Ayatullah Qadhi berkata, “Bukankah engkau mencintaiku?”
Qosim menjawab, “Benar.”
Ayatullah Qadhi berkata, “Baiklah, demi pertemanan ini, sesama laki-laki, aku ingin mengatakan sesuatu kepadamu. Berjanjilah engkau akan mengamalkannya.”
Lalu Qosim pun berjanji untuk mengamalkannya. Janji tersebut adalah sebelum azan subuh, bangun saat dini hari untuk salat malam dua rakaat.
Baca juga : Menyaksikan Hasil Perbuatan
Qosim merasa bingung dan berkata, “Tuan, bahkan saya tidak bisa melakukan salat subuh, apalagi melakukan salat malam?”
Ayatullah Qadhi berkata, “Bukankah engkau sudah berjanji mengerjakan ini demi persahabatan kita?”
Demi janji pria sejati, Qosim menjawab, “Baiklah tuan.”
Ia bangun di waktu yang ia niatkan. Saat terbangun, ia merasakan suasana yang khusuk. Mungkin saja sebagian orang terbangun, akan tetapi mereka tidak punya semangat. Lalu ia bangun dan berwudhu. Saat melipat lengan bajunya, seketika hatinya bersedih.
Qosim berkata, “Ya Allah, ada orang-orang, yang suaranya dikenal di waktu-waktu malam seperti ini. Akan tetapi, aku yang sial ini, suaraku tidak dikenal di sana. Tapi demi orang-orang baik di samping-Mu yang sedang terbangun saat ini. Ya Allah, aku terlambat datang, namun aku telah kembali. Terimalah Taubatku!”
Hujjatul Islam Masoud Ali (Youtube MaulaTV)
Baca juga : Dosa Mata Terampuni