Kisah
Imam Husain dan Mayat Hidup
Suatu hari, seorang pemuda datang ke majelis Imam Husain as sambil menangis. Imam as bertanya kepadanya, “Kenapa engkau menangis?”
Anak muda itu menjawab, “Wahai putra Rasulullah, hari ini, sebelum ibuku berkesempatan menulis wasiat, beliau sudah meninggal dunia terlebih dahulu. Semua hartanya pun belum diketahui dan aku pernah mendengar sendiri jika ibuku pernah berkata, ‘Aku tidak akan berwasiat selama masih hidup, tapi kelak akan ada seseorang yang akan memberitahukanmu dan semua hartaku pun akan menjadi jelas.’”
Setelah itu, Imam Husain as berkata, “Wahai sahabat-sahabatku, berdirilah, marilah kita bersama-sama pergi ke sisi wanita tua itu supaya kita dapat memenuhi kebutuhan pemuda ini.”
Beliau as dan para sahabatnya pun bergerak menuju rumah nenek tua itu. Sesampainya di sana, mereka langsung masuk ke dalam. Nenek tua itu masih terbaring di tempat tidurnya. Imam Husain as lalu mengangkat kedua tangan untuk memohon pada Yang Mahakuasa agar menghidupkan kembali nenek tua itu. Tiba-tiba nenek tua itu terbangun dan mengucapkan dua kalimat syahadat dan melihat ke arah Imam Husain as dan berkata, “Wahai pemimpin para auliya, apa yang Anda inginkan dari dihidupkannya kembali diriku?”
Imam as berkata, “Berwasiatlah, semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya padamu.”
Nenek itu berkata, “Wahai maulaku, begitu banyak harta yang kumiliki, yang terpendam dalam tempat fulan dan sepertiga dari harta itu telah kunazarkan dan dua pertiga lainnya milik putraku. Seandainya putraku itu termasuk salah satu dari pecintamu, tolong serahkan harta itu kepadanya. Seandainya ia bukan termasuk salah seorang pecintamu, bagilah harta itu pada siapapun yang Anda anggap layak menerimanya.”
Lalu wanita tua melanjutkan, “Wahai putra Rasulullah! Aku ingin Anda menyalatiku.”
Wanita tua itupun langsung merebahkan dirinya kembali, membaca dua kalimat syahadat, dan meninggal dunia. Imam Husain as lalu menyalati jenazahnya dan orang-orang segera mengebumikannya di pemakaman Baqi.
Ahmad & Qasim Mir Khalaf Zadeh, Kisah-kisah Doa