Ikuti Kami Di Medsos

Kisah

Hadiah Ilahi dan Bidadari Manusiawi, Itulah Sayidah Fathimah!

Malaikat Jibril turun kepada Rasulullah saw dan berkata, “Wahai Muhammad! Yang Mahatinggi mengirimkan salam-Nya untukmu dan memerintahkanmu menahan diri dari (mendekati) Khadijah selama 40 hari.”

Sukarlah bagi Nabi saw, yang mencintai dan menyayangi Sayidah Khadijah, untuk berpisah dengan istrinya. Walau begitu, (dalam ketaatan pada perintah Allah Swt), Nabi saw melewati 40 hari dengan puasa dan salat malam. Ketika hampir mendekati 40 hari, Nabi saw memanggil Ammar bin Yasir dan memintanya menemui Khadijah untuk menyampaikan pesan beliau,

“Wahai Khadijah! Janganlah menganggap bahwa perpisahanku darimu berarti aku menceraikan atau mengasingkanmu,. Tapi itu dikarenakan Tuhanku memintaku berbuat demikian, jadi janganlah mengharapkan apa-apa (dari-Nya) selain kebajikan, sebab pastilah Allah Ta’ala memujimu di depan para malaikat yang mulia beberapa kali setiap hari. Karena itu, bila turun malam, tutuplah pintu dan berbaringlah tidur, sebab aku akan menginap di rumah Fathimah binti Asad (Ibunda Imam Ali).”

Ini membawa duka bagi Sayidah Khadijah yang kehilangan Nabi saw dari sisinya. Pada akhir hari ke-40, Jibril as kembali mendatangi Rasulullah saw dan berkata, “Wahai Muhammad! Yang Mahatinggi mengirimkan salam-Nya untukmu dan memerintahkanmu bersiap untuk penghormatan dan hadiah-Nya.”

Nabi saw berkata, “Jibril, apakah hadiah Tuhan semesta alam dan apakah penghormatan-Nya?”

Jibril berkata, “Aku tak mengetahuinya.”

Pada saat itu, Mikail turun dengan sebuah pinggan yang ditutupi sehelai kain dari brokat atau sutra dan menyorongkannya kepada Nabi saw. Jibril as berkata kepada Nabi saw, “Wahai Muhammad, Tuhanmu memerintahkanmu untuk membatalkan puasamu dengan makanan ini malam ini.”

Imam Ali bin Abi Thalib as mengatakan, “Nabi saw biasa memerintahkanku membuka pintu terhadap (menyilakan) siapa pun yang ingin bergabung dengan beliau saat berbuka puasa. Namun malam itu beliau memerintahkanku menjaga pintu rumah dan berkata kepadaku, ‘Hai putra Abu Thalib!  Makanan ini terlarang bagi siapa pun kecuali aku.”‘

Lalu Imam as melanjutkan, “Aku duduk di pintu, dan Nabi saw membuka pinggan sendirian, dan menemukan setandan kurma dan seikat anggur; beliau makan sampai kenyang dan minum air secukupnya. Beliau lalu merentangkan tangannya untuk dicuci, maka Jibril pun menuangkan air, Mikail mencuci tangan beliau, dan Israfil mengeringkannya.  Setelah itu, sisa makanan bersama pinggannya diangkat ke langit. Lalu, Nabi saw mulai menyiapkan diri untuk salat ketika Jibril as berkata kepada beliau, ‘Salat terlarang bagimu hingga engkau pergi ke rumah Khadijah dan berhubungan dengannya, karena Allah Swt menghendaki bagi-Nya untuk menciptakan keturunan mulia darimu malam ini.’ Lalu, beliau bergegas ke rumah Khadijah.’”

Sayidah Khadijah berkata, “Aku saat itu sudah terbiasa dengan kesendirian, jadi, ketika malam tiba, aku menutup kepalaku, menurunkan tirai, mengunci pintu, mendirikan salat, mematikan lentera, dan berbaring di ranjangku. Malam itu, selagi aku sedang di antara tidur dan terjaga, Nabi saw mengetuk pintu. Lalu aku berseru, ‘Siapakah yang mengetuk pintu yang hanya Muhammad saw mengetuknya? ‘”

Nabi saw dengan lembut dan sabar menjawab, “Bukalah pintu, Khadijah, aku Muhammad.”

Khadijah berkata, “Aku dengan riang bangkit dan membuka pintu untuk Nabi saw. Beliau saw biasanya meminta kendi air untuk berwudu dan mendirikan salat sunah dua rakaat sebelum beristirahat. Namun, malam itu, beliau saw tidak meminta kendi maupun mendirikan salat. Malah, apa yang terjadi antara seorang perempuan dan suaminya terjadi di antara kami, dan demi Allah, yang menciptakan langit dan menyebabkan air terpancar dari sumbernya, sebelum Nabi saw meninggalkanku, kurasakan berat Fathimah di rahimku….”

Dapat disimpulkan dari riwayat yang disebutkan di atas bahwa:

  1. Allah Yang Mahaagung memerintahkan Rasul-Nya agar menjauhi Khadijah selama kurun waktu tertentu sehingga kerinduan dan hasrat beliau pada Khadijah meningkat.
  2. Nabi saw lebih banyak berdoa untuk mencapai tingkat keruhanian dan kesucian yang lebih tinggi, sebagai hasil hubungan terus menerus dengan alam ilahiah.
  3. Nabi saw membatalkan puasanya dengan hadiah ilahiah murni, yang segera diubah menjadi benih suci yang dihasilkan dari memakan-makanan ilahiah yang lezat yang berbeda dari gizi duniawi.

Sayidah Fathimah Zahra diciptakan dari saripati yang dihasilkan dari makanan ilahiah. Imam Ali Ridha as mengatakan, “Nabi saw berkata, ‘Di malam mikraj-ku, Jibril meraih tanganku dan membawaku masuk ke surga, yang lalu kumakan, kurma-kurma itu dibentuk menjadi mani. Ketika turun ke bumi, aku mendatangi Khadijah yang kemudian mengandung Fathimah; maka, Fathimah seorang bidadari berwujud manusia, yang kucium kapan pun kurindukan surga.”

Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah bahwa Imam Muhammad Baqir as berkata, “Dikatakan kepada Rasulullah saw, ‘Pastilah engkau mencium, memeluk, dan mendekap Fathimah, serta memperlakukannya lebih baik daripada putri-putrimu yang lain!’ Nabi saw menjawab, ‘Sesungguhnya, Jibril memberiku sebuah apel dari surga, yang kumakan dan berubah menjadi mani yang kutempatkan di (rahim) Khadijah yang lalu mengandung Fathimah. Karena itu, kucium harum surga di dirinya.”

Abu Muhammad Ordoni, Fathimah Buah Cinta Rasulullah saw Sosok Sempurna Wanita Surga

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *