Ikuti Kami Di Medsos

Akhlak

Jangan Suka Berkata Kotor

Bukti paling kuat tentang rendahnya kehormatan diri  seseorang, lemahnya cita-cita, dan merosotnya martabat adalah kotornya ucapan. Buruknya ucapan merupakan bukti rendahnya martabat orang yang mengucapkannya. Sebab, kata-kata kasar dan buruk tidak mungkin diucapkan orang mulia.

Merupakan keharusan bagi manusia untuk mengucapkan kata-kata yang baik. Kalimat-kalimat buruk, baik yang digunakan dalam pembicaraan maupun tulisan, dapat mengakibatkan pemiliknya juga buruk.

Imam Ja’far Shadiq as mengatakan bahwa Rasulullah saw berkata, “Di antara hamba Allah yang paling buruk adalah orang yang tidak disukai kawan-kawannya karena kotornya ucapannya.”

Beliau as juga mengatakan, “Janganlah kalian bersikap bodoh, karena imam-imam kalian bukanlah orang-orang bodoh.”

Imam Ja’far Shadiq as kembali meriwayatkan dari ayahnya, sebait hadis ihwal wasiat Rasulullah saw pada Imam Ali as, “Wahai Ali, Allah mengharamkan surga atas orang yang berkata keji dan kotor, yang  tidak peduli apa  yang dikatakannya dan apa pula yang akan dikatakan orang tentangnya.”

Suma’ah menuturkan, “Sekali waktu, aku menemui Imam Shadiq as, lalu beliau mendahuluiku bertanya, ‘Wahai Suma’ah, ada apa antara dirimu dan ucapan-ucapan kotormu terhadap untamu itu? Janganlah sekali-kali engkau berkata keji, berbuat keributan, dan suka mengutuk.’

Aku menjawab, ‘Demi Allah, ia telah menyakitiku.’

Beliau as berkata, ‘Kalau memang ia berlaku zalim kepadamu, itu karena engkau melatihnya demikian. Kunyatakan padamu bahwa yang demikian bukan perbuatanku, dan aku tidak pernah menyuruh para pengikutku melakukan hal itu. Karena itu, mohonlah ampunan kepada Tuhanmu, dan jangan kau ulangi lagi hal itu.’

Aku pun beristigfar dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi.”

Imam Ja’far Shadiq as mengatakan, “Kata-kata keji dan kotor merupakan bagian dari kemunafikan.”

“Barangsiapa membalas kejahilan dengan kejahilan, berarti suka dengan apa yang dikatakan kepadanya, sebab ia telah melakukan kekejian yang serupa.”

Maksudnya, orang terhormat adalah orang yang menghindari cara-cara yang dilakukan orang bodoh. Jadi, jika dirinya dikatai-katai kotor, kemuliaan dan ketinggian derajatnya pasti melindungi dirinya untuk berbuat seperti yang dilakukan orang-orang bodoh itu terhadapnya. Jika melakukan hal yang sama dengan orang-orang bodoh itu,  berarti ia mengikuti perbuatan bodoh mereka.

*Musa Jawad Subaiti, Akhlak Keluarga Muhammad saw

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *