Ikuti Kami Di Medsos

Akhlak

Imam Musa Menghadapi Orang yang Membencinya

Meskipun postur tubuh Imam Musa Kazim as terbilang kurus, namun beliau punya jiwa yang kuat. Beliau sangat peduli dengan kaum fakir misikin dan orang-orang yang tertimpa musibah. Beliau juga terkenal sebagai sosok penyabar.

Salah seorang sahabat Imam Musa as menceritakan ketabahan dan kesabaran beliau. Ia menuturkan, disebabkan kesabaran beliau, musuh-musuhnya terkadang merasa malu dan berkecil hati atas akhlak luhur yang diperlihatkan Imam as.

Suatu hari, seorang warga Madinah yang melihat Imam Musa as yang dibencinya. Kemudian ia menghadang beliau dan mengujarkan kata-kata kasar serta makian di hadapan Imam as. Para sahabat Imam as yang menyaksikan peristiwa itu berkata kepada Imam as, “Izinkan kami menghajarnya, wahai Imam!”

“Biarkanlah, jangan kalian ganggu dia,” jawab Imam Musa as.

Beberapa hari kemudian, tak terdengar kabar tentang orang tersebut. Imam as kemudian menanyakan ihwal kesehatan orang itu. Penduduk kota menjawab, “Ia pergi bercocok tanam di ladangnya yang terletak di luar Madinah.”

Mendengar kabar itu, Imam Musa as segera menunggang kudanya dan melaju menuju ladang orang tersebut.

Melihat kedatangan Imam as, orang itu langsung berteriak dengan lantang dari kejauhan, “Jangan sekali-kali kau menginjakkan kakimu di ladangku. Aku musuhmu dan musuh datuk-datukmu.”

Namun Imam Musa as tak menghiraukan teriakan orang itu dan malah mendekatinya, menyampaikan salam dan menanyakan kondisi kesehatan serta keadaan hidupnya.

Dengan penuh ramah, Imam as bertanya, “Berapa dinar yang Anda habiskan untuk biaya ladangmu ini?”

“Seratus dinar,” jawab orang itu.

Imam melanjutkan pertanyaannya, “Berapa banyak keuntungan yang Anda harapkan dari semua ini?”

“Dua ratus dinar,” jawabnya lagi.

Mendengar jawaban itu, Imam segera mengambil uang tiga ratus dinar dan memberikannya kepada orang itu. Imam as berkata, “Ambil uang ini, dan ladang ini tetap menjadi milikmu.”

Orang yang selama ini berlaku buruk, kasar, dan kurang ajar terhadap Imam itu tak pernah menyangka akan mendapat perlakuan sesantun itu dari Imam Musa as. Kemudian, saat hendak kembali ke Madinah, Imam Musa as berpesan, “Lepaskan amarahmu dengan cara seperti ini.” Yakni, dengan tetap menunjukkan akhlak yang luhur.

“Al-Kazhim” merupakan gelar yang berarti orang yang mampu mengendalikan amarahnya ketika mendapat gangguan dan membalasnya dengan kebaikan serta penghormatan. Perbuatan mulia seperti ini yang telah membuat musuh-musuh Imam Musa as menjadi begitu malu hati.

*Mahdi Ayatullahi, Imam Musa as, Pelindung Kaum Tertindas

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *