Ikuti Kami Di Medsos

Ukhuwah

Menyikapi Sesama Muslim Beda Mazhab

Kendati kita berbeda dengan kalangan Sunni dalam masalah siapa khalifah pengganti Rasulullah saw (setelah wafat), kita tetap harus memandang seluruh muslimin sebagai saudara seagama kita. Ini mengingat Tuhan mereka sama dengan Tuhan kita (yaitu, Allah Swt), nabi kita sama (yakni, Nabi Muhammad bin Abdullah saw), kitab suci kita  sama  (al-Quran), dan  kiblat kita juga sama (Kabah yang suci).

Dalam hal ini, kejayaan dan kemajuan mereka adalah juga kejayaan dan kemajuan kita. Keberhasilan dan kemenangan mereka adalah juga keberhasilan dan kemenangan kita. Begitu pula dengan kekalahan dan tercemarnya nama baik mereka adalah juga kekalahan dan tercemarnya nama baik kita. Kita harus berbagi dengan mereka, baik dalam suka maupun duka.

Dalam konteks ini, kita diilhami oleh apa yang pernah dilakukan pemimpin besar kita, Imam Ali bin Abi Thalib as, dengan penuh kearifan. Kalau memang ingin, beliau bisa saja mempertahankan haknya sebagai khalifah.

Namun demi kepentingan luhur Islam, beliau bukan hanya menahan diri (bahkan menarik diri) dari mempersoalkan tampuk kekhalifahan, tapi juga selalu memberi bantuan kepada mereka (para khalifah sebelum beliau) di saat-saat kritis. Beliau tak pernah ragu untuk melakukan tindakan tertentu demi kepentingan kaum muslimin.

Kita yakin bahwa satu-satunya jalan agar kaum muslimin sedunia  dapat  hidup  sebagai bangsa  yang tangguh, berhasil meraih kembali kejayaannya di masa lalu, dan mengakhiri dominasi asing adalah dengan menjauhkan kaum  muslimin dari pertikaian dan perpecahan di antara mereka sendiri, mengkonsentrasikan energi  mereka  pada pencapaian tujuan, serta  menyusun langkah  padu bersama demi  menyongsong kejayaan Islam dan kemajuan  serta perkembangan kaum muslimin.

Abul Qashim al-Khui, Menuju Islam Rasional

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *