Al-Quran dan Hadis
Tafsir Surat AL-Falaq [bag 2]
PENJELASAN
1. Akar Kejahatan dan Penyimpangan Yang Paling Penting
Di permulaan surah ini, Rasulullah saw diperintahkan untuk berlindung kepada Allah dari kejahatan segenap makhluk.
Berikutnya dijelaskan mengenai tiga jenis kejahatan: (a) kejahatan ”malam apabila telah gelap gulita”; (b) kejahatan dari ”orang-orang yang menghembuskan (meniup) pada buhul-buhul” dan melemahkan keputusan keimanan, kepercayaan, cinta dan hubungan, dalam godaan-godaan dan komunikasi yang buruk; (c) kejahatan dari ”orang yang pendengki”.
Dengan demikian dapat dipahami dan dicatat dengan jelas, sumber utama kejahatan adalah berasal tiga sumber di atas.
2. Pengaruh Sihir
Penjelasan tentang seputar realitas sihir di masa dulu dan kini, bagaimana sudut-sudut pandang Islam melihat sihir, apakah ia efektif ataukah tidak, semuanya dijelaskan dengan menafsirkan sejumlah ayat tertentu dari al-Quran, antara lain: Surah al-Baqarah:102-103. Dalam pernyataan-pernyataan tersebut, pengaruh sihir dan mantra meskipun diakui tetapi tidak dalam bentuk takhayul seperti yang umumnya dibicarakan orang.
Butir yang harus disebutkan di sini adalah bahwa ketika di dalam ayat Nabi Muhammad saw diperintahkan untuk berlindung kepada Allah dari kejahatan mantra para penyihir dan sejenisnya, itu tidak berarti Nabi saw telah disihir oleh suatu seni kejahatan (evil arts) mereka; melainkan hal itu semata-mata menunjukkan Nabi saw berlindung kepada Allah dari setiap kesalahan dan dosa, yakni bahwa beliau yang selalu memohon perlindungan Allah itu tidak pernah keluar dari naungan kasih sayang Allah Swt, sehingga selamat dari bahaya kejahatan-kejahatan tersebut. Andaikata bukan karena rahmat dan kasih sayang Allah, maka mungkin saja pengaruh mantra itu membekas kepadanya. Ini adalah satu sisi yang dapat kita ambil dari uraian penafsiran di atas.
Di sisi lain, secara tegas dikatakan, tidak ada bukti kuat yang menunjang pengertian objektif dari kalimat naffatsati al-’uqad (mereka yang menghembuskan ke buhul-buhul) yang merujuk pada ”tukang sihir”.
3. Kejahatan Orang yang Mendengki
Dengki adalah sifat tersembunyi yang paling buruk yang muncul karena berbagai faktor kekurangan seseorang, seperti lemahnya iman, adanya egoisme dalam diri, dan memiliki keinginan atau harapan akan kehancuran bagi orang lain.
Kedengkian merupakan sumber dari dosa-dosa besar. Kedengkian, sebagaimana disebutkan dalam banyak hadis, melumatkan dan menghancurkan iman seseorang.
Dalam hal ini, Imam Muhammad Baqir as berkata, ”Sesungguhnya kedengkian (hasud) menghancurkan iman sebagaimana api membakar kayu.”6
Imam Ja’far Shadiq as juga memberi penjelasan tentang sifat ini, dengan mengatakan, ”Perusak agama adalah kedengkian, kesombongan, dan takabur.”7
Hal ini disebabkan karena seorang pendengki, sesungguhnya telah memprotes kebijakan Ilahi karena Dia memberikan karunia yang lebih banyak kepada sebagian manusia dan memakaikan kemuliaan-Nya kepada mereka; sebagaimana bunyi ayat 54 Surah an-Nisa, Atau apakah mereka iri hati pada orang-orang yang telah Allah limpahi karunia-Nya. . .?
Perihal hinanya kedengkian, cukuplah kiranya untuk menyebutkan sebuah contoh yang diketahui seluruh anak Adam as, yaitu Kabil membunuh saudaranya, Habil, yang merupakan pembunuhan pertama manusia atas manusia yang dilakukan di bumi. Motif pembunuhan itu adalah kedengkian.
Orang-orang yang mendengki senantiasa menjadi perintang jalan para nabi dan wali Allah, dan itulah sebabnya al-Quran suci memerintahkan Rasulullah saw untuk ”berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh”.
Kendatipun Nabi suci saw sendiri adalah orang yang dituju dari surah ini dan surah selanjutnya, tentu saja beliau merupakan seorang panutan. Sudah seharusnya, semua orang memang harus berlindung kepada Allah dari kejahatan para pendengki.
Baca artikel sebelumnya:
Catatan kaki: Tafsir Surat Al-Falaq Ayat 1-5 [Bag 1]
- Bihar al-Anwar, jilid 73, hal.237
- Ibid.