Berita
22 Keluarga Pengungsi Syiah Siap Dipulangkan
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden bidang Hukum dan HAM Albert Hasibuan memastikan sebanyak 22 kepala keluarga komunitas Syiah Sampang akan segera dipulangkan ke kampung asal.
Mereka dipulangkan sembari menunggu pembangunan infrastruktur yang sebelumnya dirusak massa yang berkonflik.
“Saya tadi bertemu dengan Ketua Tim Rekonsiliasi bapak Abdul A’la, dia memastikan 22 KK pengungsi Syiah Sampang akan segera dipulangkan dalam waktu dekat,” kata Albert kepada Media Indonesia, Jumat (27/9).
Diterangkan Albert, 22 kk yang akan dipulangkan itu merupakan sebagian dari keseluruhan pengungsi Syiah Sampang yang selama ini masih menghuni rumah susun di Puspo Agro Sidoarjo. Ke 22 kk itu juga difokuskan terlebih dahulu pulang ke kampung halamnnya di Desa Karang Gayam dn Blu’uran Sampang karena mereka masih memiliki sanak famili di kampung yang terusir.
“Karena 22 keluarga ini masih mempunyai keluarga yang bersedia menampung, selebhnya masih dalam proses. Karena tim berkeinginan agar pengungsi yang dipulangkan itu juga dilakukan perbaikan sarana dan prasana serta pembangunan rumah mereka yang dirusak, jadi sementara 22 kk dulu,” sambung Albert.
Adapun diingatkan Albert perbaikan sarana dan prasarana desa tempat pengungsi Syiah Sampang terusir adalah rencana jangka panjang yang harus diselesaikan pemerintah. Karena itu, untuk sementara sembari menunggu hal itu terwujud maka baru 22 kk yang dipulangkan.
Pertemuan Albert dengan Abdul A’la yang juga Rektor IAIN Sunan Ampel ini dilaksanakan di kampus IAIN Sunan Ampel. Dalam pertemuan itu juga dipastikan perlu adanya pengamanan selama 22 kk itu pulang.
Diakui Albert masih ada kelompok masyarakat yang menolak kepulangan pengungsi Syiah itu. Ia pun berharap akan ada upaya meyakinkan pihak yang menentang melalui tim rekonsiliasi.
“Adapun yang disebut ulama dalam Basra yang masih menentang kepulangan warga Syiah akan diupayakan agar merubah sikapnya oleh Tim Rekonsiliasi yang dipimpin Abdul A’la. Rekonsiliasi ini, menurut A’la, sedapat-dapatnya diusahakan langgeng dan ‘genuine’ sehingga tidak akan timbul kembali konflik antara warga Syiah dan warga Madura lainnya,” papar Albert.
Informasi saja, sejak Agustus tahun lalu, ratusan warga komunitas Syiah di Sampang, Madura, Jawa Timur terusir dari kampung halamannya karena konflik dengan masyarakat lainnya. Mereka kemudian diungsikan ke GOR Sampang, terakhir mereka menghuni rumah susun di Sidoaro.
Belakangan, rekonsiliasi pengungsi Syiah Sampang dengan warga memasuki titik cerah. Pengungsi Syiah Sampang pun berangsur-angsur kembali ke tempat tinggal mereka yang terusir selama lebih dari setahun ini. (Fildel Ali Permana)
Sumber : Metro News