Berita
Mengenang 70 Tahun Tragedi Hiroshima dan Nagasaki
Hari ini (6/8), 70 tahun yang lalu, sebuah tragedi kemanusiaan telah terjadi di Jepang. Dua kota mereka, Hiroshima dan Nagasaki luluh lantak rata dengan tanah. Pukul 08:15 waktu setempat, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe bersama Hibakusha (korban yang selamat dari radiasi bom atom) beserta delegasi asing memperingati 70 tahun jatuhnya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki di The Atomic Bomb Dome di Hiroshima Peace Memorial Park.
Dalam pelajaran sejarah di sekolah-sekolah kita dulu, sering diceritakan bagaimana kehebatan Amerika yang mengalahkan Jepang hanya dengan melakukan dua serangan bom atom ke Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan tiga hari kemudian, pada 9 Agustus 1945 ke Nagasaki. Dengan serangan tersebut Jepang menyerah, hingga Perang Dunia kedua berakhir.
Seperti apa sesungguhnya peristiwa Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki, dan benarkah Jepang menyerah karenanya?
Kisah Para Hibakusha
6 Agustus 1945, matahari bersinar cerah di Hiroshima. Langit berwarna biru, cuaca hangat dan menyenangkan. Tak ada yang aneh hari ini layaknya hari-hari lain bagi warga Hiroshima.
Pagi itu, Dr. Michihiko Hachiya, merebahkan dirinya di atas lantai ruang tamu rumahnya untuk melepas lelah setelah pulang kerja tugas malam di rumah sakit. Tiba-tiba kilatan cahaya yang sangat kuat mengejutkannya. Hari yang awalnya cerah dan hangat kini berubah menjadi sangat gelap dan berdebu.
Demikian dikisahkan Michihiko, Direktur Komunikasi di Rumah Sakit Hiroshima yang berjarak satu setengah kilometer dari pusat jatuhnya bom di epicenter. Sebagai salah satu korban selamat dari serangan bom atom Hiroshima, dia menuliskan kisahnya dalam buku harian dan diterbitkan menjadi sebuah buku pada tahun 1955.
Kisah lainnya disampaikan oleh Sanae Ikeda (82) yang masih ingat bagaimana dia kehilangan saudara dan saudarinya dalam tragedi itu.
“Ledakan tersebut membuat kulit kepala saya terkelupas dan langsung berdarah,” ungkap Ikeda. “Cahaya hijau sangat terang muncul bersamaan dengan ledakan dan membuat saya tidak bisa melihat apa-apa,” lanjutnya.
Di tengah jalan Ikeda melihat seseorang yang tubuhnya hamper hangus sedang berjalan, tanpa bisa diketahui apakah dia laki-laki atau perempuan.
“Semua orang yang terluka tidak tahu harus lari kemana, mereka pergi ke saluran air kecil yang mengalir di dekat mereka,” kata Ikeda.
Ikeda menemukan tubuh yang hangus terbakar, dan tidak memiliki wajah, lalu memegangnya, kemudian menemukan sejumlah ciri-ciri di tubuh tersebut yang sesuai dengan ciri saudarinya.
“Saya yakin itu adalah tubuh saudari saya,” kisah Ikeda, seperti dikutip RT.News.
Fakta Di Balik Serangan Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki
Laporan terbaru dari para peneliti pada tahun 2005 melaporkan bahwa, keputusan Amerika untuk menjatuhkan bom atom di Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945 adalah bertujuan untuk memulai perang dingin dan mengakhiri Perang Dunia kedua. Sedikitnya ada dua sejarawan Nuklir yang mengatakan mereka memiliki bukti terhadap teori mereka yang kontroversial; bahwa ledakan dahsyat bom atom yang menewaskan lebih dari 200.000 orang 70 tahun yang lalu, konon dilakukan Amerika hanya untuk membuat Uni Soviet terpukau daripada untuk menaklukkan Jepang. Mereka juga menyimpulkan bahwa Presiden Amerika, Harry Truman, yang mengambil keputusan kala itu, bersalah.
“Dia tahu, bahwa dia sedang memulai pembunuhan massal,” kata Peter Kuznic, Direktur Institut Studi Nuklir di Universitas Amerika di Washington DC, Amerika. “Ini bukan hanya kejahatan perang, ini adalah kejahatan kemanusiaan.”
Sementara itu, bukti lain adalah dari arsip diplomatik Amerika, Jepang dan Uni Soviet yang menunjukkan bahwa tujuan utama Truman adalah untuk membatasi ekspansi Soviet di Asia, sebagaimana diklaim Kuznick.
“Menyerahnya Jepang dikarenakan Soviet mulai melakukan invasi beberapa hari setelah bom di Hiroshima, bukan karena bom atom itu sendiri,” ungkapnya.
Menurut pernyataan asisten Sekretaris Negara Amerika Serikat, James Byrnes bernama Walter Brown, Truman setuju pada sebuah pertemuan tiga hari sebelum pengeboman di Hiroshima bahwa Jepang “berusaha berdamai.” Kabar tersebut disampaikan kepada Truman oleh Jenderal pasukannya, Douglas McArthur dan Dwight Eisenhower, dan Kepala Staf Angkatan Laut, William Leahy, bahwa militer Amerika tidak perlu sampai menggunakan bom atom.
“Membuat Soviet terkesan, lebih penting daripada mengakhiri perang dengan Jepang,” kata Mark Selden, sejarawan dari Universitas Cornell di Ithaca, New York, Amerika, tentang sikap Truman.
Seperti dikabarkan dalam Washington Blog, Laksamana William F. Halsey, Komandan Armada III, pada tanggal 9 September 1945 menyampaikan pernyataan bahwa bom atom digunakan karena para ilmuwan memiliki “mainan dan mereka ingin mencobanya…” Lebih lanjut dia menyatakan, “Bom atom pertama adalah percobaan yang tidak perlu… Ini adalah kesalahan besar.”
Diperkirakan bom atom yang dijatuhkan di kedua kota di Jepang itu setara dengan 12 sampai dengan 15 juta Kg TNT dan mengakibatkan sekitar 90.000 hingga 166.000 warga Hiroshima tewas pada 6 Agustus 70 tahun yang lalu. Tiga hari kemudian, 9 Agustus 1945, giliran tragedi Nagasaki yang menelan korban tewas diperkirakan 39.000 hingga 80.000 jiwa.
Dengan terkuaknya fakta-fakta di atas, masihkan ada alasan untuk tidak menyebut jatuhnya bom atom Hiroshima dan Nagasaki adalah sebuah kesengajaan sekaligus kejahatan kemanusiaan yang dilakukan Amerika Serikat 70 tahun silam? (Lutfi/Yudhi)