Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Demo Akbar Yaumul Quds Semarang

Jumat (10/7) sejak pukul 11.00 siang massa peringatan Yaumul Quds mulai memadati area depan Masjid Baiturrrahman yang berlokasi tepat di jantung kota Semarang. Beberapa bus besar, mobil pribadi bahkan kendaraan roda dua masing-masing memadati area seputar masjid.
Ribuan orang dari berbagai wilayah di Jawa Tengah bahkan sebagian dari Jawa Timur tampak antusias dan penuh semangat mengikuti demo atau aksi solidaritas untuk kemerdekaan Palestina dari agresor Israel. 

Bendera dan spanduk dengan dominasi warna kuning, juga bendera Palestina tampak di tengah massa. Dengan kawalan polisi, ribuan orang terdiri dari kalangan tua, muda, ibu-ibu dan anak-anak membaur membentuk barisan memanjang lebih dari 200 meter. 

Massa aksi berjalan perlahan menuju area di depan Gedung Berlian atau Kantor Gubernur yang bersebelahan dengan kantor DPRD I.
Selama perjalanan terdengar orasi bergantian dari para orator diselingi teriakan “MAMPUS AMERIKA..MAMPUS ISRAEL…AMERIKA TERORIS…ISRAEL TERORIS… ” Mereka berorasi menyampaikan bagaimana kesengsaraan bangsa Palestina yang telah 60 tahun lebih dijajah oleh rezim Zionis Israel. 

Di tengah ketidakberdayaan bangsa Palestina serta bangsa-bangsa muslim, masih ada sebagian kecil kelompok atau individu dengan kemampuan yang dimiliki tetap bersemangat memperjuangkan kemerdekaan dari ketertindasan yang dialami bangsa Palestina.

Dengan suara lantang kaum hawa juga tidak ketinggalan meneriakkan yel-yel “LABBAIKA YA RASULULLAH…LABBAIKA YA HUSAIN…”. Di tengah gema yel-yel sepanjang perjalanan, tampak juga para bapak yang sudah renta dan para Ibu yang menggendong bayi dengan penuh semangat turut berjalan kaki sambil meneriakkan yel-yel tersebut.
 
Seperti dikatakan Imam Khomeini pada hari Al-Quds 7 Agustus 1979,
“Saya menyeru seluruh kaum muslimin di dunia untuk menjadikan Jumat terakhir di bulan suci Ramadhan sebagai hari Al-Quds, dan melalui demonstrasi solidaritas kaum muslimin sedunia mengumandangkan dukungan mereka atas hak-hak rakyat muslim.”
 
Sedangkan pada hari Al Quds 1 Agustus 1981, Imam Khomeini mengatakan, 
“Pada hari Al-Quds yang jatuh di Jumat terakhir di bulan suci Ramadhan, cukuplah bagi seluruh kaum muslimin di dunia untuk membebaskan diri mereka dari belenggu perbudakan dan penghambaan kepada para setan besar dan para adikuasa, untuk bergabung dengan kekuatan abadi Allah, memotong tangan-tangan para penjahat dalam sejarah dari kaum tertindas dan negara-negara yang terampas, serta memutus setiap ikatan serakah para penjahat ini.”
 
Ustaz Miqdad Turkan memandu para asatiz yang akan melakukan orasi sambil sesekali meneriakkan yel-yel anti Amerika dan Israel. 

Dengan suara lantang Ustaz Lutfi Al Idrus mengawali orasi setibanya di depan gedung Berlian, di hadapan massa yang terkonsentrasi di satu titik namun tetap tertib tanpa mengganggu arus lalu lintas. 

Orasi dilanjutkan oleh Ustaz Ali bin Segaf Al Jufri yang juga ikut menyuarakan keprihatinan atas penderitaan yang dialami bangsa Palestina, dan menegaskan bahwa NKRI adalah harga mati dan prinsip Kebhinnekaan bagi bangsa Indonesia merupakan keniscayaan.

Selanjutnya Ustaz Toha Al Musawa dengan suara khasnya ikut berorasi mengutuk radikalisme ISIS dan kelompok sejenisnya sebagai antek-antek dari Israel yang perlu diwaspadai karena jika dibiarkan akan mampu mengoyak keutuhan NKRI. 

Sementara Ustaz Ahmad Baraghbah, menyampaikan hal yang paling ditakuti Israel dan Amerikan, yaitu masalah pentingnya mempererat Ukhuwah Islamiyah, serta ciri-ciri kaum Wahabi.

Diselingi nasyid “Adrikni ya Mahdi” yang dipandu oleh Ali Yahya membuat suasana aksi demo menjadi berbeda. Sebelum ditutup dengan doa Wahdah yang dibawakan oleh Ustaz Ali Al Athas dari Jawa Timur, lantunan lagu Padamu Negeri secara bersama-sama membuat suasana bertambah semangat dan sadar diri bahwa mereka dilahirkan, makan dan hidup di bumi Indonesia, maka sangat naif jika membiarkan negeri ini dibiarkan terkoyak akibat upaya adu domba antar umat Islam. 

 Dari informasi yang didapat Kontributor ABI Press di lapangan, jumlah peserta demo dari tahun ke tahun makin meningkat. Aksi demo pun dilakukan secara damai tanpa aksi kekerasan atau insiden anarkis. Tak ada sampah atau benda-benda lain berserakan mengotori sepanjang jalan yang dilalui oleh peserta aksi demo. Begitu juga di lokasi depan gedung Berlian tempat konsentrasi massa, tak terlihat kotoran atau sampah berserakan. Seluruh atribut, dari spanduk hingga bendera pun ditarik kembali oleh panitia. (Arif/Yudhi)


Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *