Berita
Prof. Azyumardi Azra: Syi’ah Saudara Kita
Akibat arus deras Wahabisme global, dunia pun terjangkit virus ekstremisme dan takfirisme. Tak terkecuali Indonesia. Isu-isu sektarian Sunni-Syiah disebarkan untuk memecah-belah kesatuan bangsa.
Hal ini disoroti Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Azyumardi Azra dalam kajian TITIK-TEMU Ke-31 Nurcholish Madjid Society (NCMS) yang mengangkat tema “Kebangkitan Kedua Umat Islam: Jalan Menuju Kemuliaan”, Kamis (2/7).
Saat menjelaskan pentingnya paradigma keberagamaan moderat sebagai prasyarat kebangkitan Islam, Azyumardi menceritakan bahwa ia banyak bertemu orang yang terpapar virus takfirisme sektarian yang selalu berusaha mengadu-domba Sunni vs Syiah.
“Saya sering diingatkan kalau kita harus hati-hati pada penyebaran Syiah. Saya bilang, kenapa Anda takut pada Syiah? Syiah itu saudara kita,” ujar Azyumardi.
“Saya juga oleh beberapa orang disebut pembela Syiah, bahkan saya ini dituduh Syiah,” tutur Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah ini.
“Saya bilang so what? Kalau Syiah apa salahnya? Tak ada yang salah dengan Syiah.”
“Tentu yang saya maksud itu Syiah yang mainstream. Syiah Itsna Asy’ariyah. Kalau Syiah yang ekstrem, yang takfiri, ya ada. Tapi jangan nilai kelompok agama dari yang ekstrem-ekstrem itu. Karena dalam Sunni juga ada yang ekstrem, yang takfiri. Sama halnya orang Islam yang gak setuju sedikit-sedikit kafir. Seperti ISIS itu kan?”
Menurut Azyumardi banyak sekali prasangka buruk berdasarkan pemikiran ekstrem baik di Sunni maupun di Syiah yang memecah ukhuwah umat Islam.
“Banyak prasangka seperti itu yang berdasarkan pemikiran Sunni-Syiah ekstrem. Jadi jangan ambil yang ekstrem. Ambil jalan tengah, yang moderat,” pesan Azyumardi. (Muhammad/Yudhi)