Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Muhammadiyah Kecam Aksi Teror di Prancis, Tunisia dan Kuwait

Demokrasi Dalam Pandangan Muhammadiyah

Tragedi Jumat, mungkin kata yang tepat untuk mengungkapkan apa yang terjadi Jumat (26/6) lalu, saat tiga teror di tiga negara berbeda menelan puluhan korban tewas dan luka-luka.

Di kota Grenoble, Prancis, dua orang menyerbu sebuah pabrik gas dan menimbulkan ledakan yang mengguncang wilayah sekitar. Seorang korban dinyatakan dipenggal dan sejumlah lainnya mengalami luka-luka. Serangan itu diindikasikan dilakukan kelompok ISIS.

Berpindah ke Tunisia, sebuah kawasan wisata Sousse berubah menjadi teror saat dua orang melakukan aksi di dua tempat berbeda dengan melepaskan tembakan membabi-buta ke arah para pelancong di Hotel Imperial dan satu lagi tak jauh dari hotel, menewaskan sedikitnya 27 orang. Masih belum ada laporan terkait identitas pelaku.

Sementara itu di Kuwait, bom bunuh diri meledak, tepatnya di Masjid Al-Imam al-Sadiq yang merupakan Masjid komunitas Syiah, mengakibatkan sekitar 24 orang syahid serta puluhan lainnya luka-luka.

Kelompok teroris ISIS melalui media sosial menyatakan bertanggung jawab atas bom bunuh diri tersebut dan menyebutkan warga negara Saudi, Abu Sulaiman al Muwahed sebagai pelakunya.

Dihubungi tim ABI Press, Abdul Mu’thi (Sekjen Muhammadiyah) mengatakan bahwa tindak kekerasan yang dilakukan di Tunisia, Kuwait dan Prancis, merupakan perbuatan yang tidak berperikemanusiaan.
 
“Mereka yang membunuh orang yang tidak berdosa atas dasar apapun, baik sebagai aktor maupun dalang, adalah dosa besar dan kejahatan kemanusiaan yang bertentangan dengan ajaran Islam,” ujar Mu’thi.
 
Bagi umat Islam Indonesia, Mu’thi berpesan agar tidak terprovokasi aksi penyerangan di Tunisia, Kuwait dan Prancis dan menyikapi apa yang terjadi dengan tenang.
 
“Umat Islam Indonesia hendaknya tidak melakukan aksi kontraproduktif yang bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia,” himbaunya.
 
Mu’thi menegaskan bahwa Muhammadiyah menyerukan kepada para pemimpin dunia untuk segera melakukan langkah-langkah konkret guna mencegah kemungkinan terjadinya kekerasan lainnya. Baik oleh kelompok yang sama maupun aksi balas dendam oleh kelompok yang menjadi korban. (Lutfi/Yudhi)

Link Terkait : Ahlulbait Indonesia Mengutuk Bom Bunuh Diri di Masjid Imam al-Shadiq