Berita
Festival Cinta Islam Cinta
Setelah diselenggarakan di Yogyakarta dan Bandung, Festival Islam Cinta yang dimotori para tokoh pencinta ukhuwah dan perdamaian untuk ketiga kalinya digelar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Rabu (3/6). Melawan gerakan Islam yang akhir-akhir ini dinodai dengan wajah keras dan sangar, gerakan Islam Cinta terus digemakan.
Haidar Bagir, Direktur Penerbit Mizan yang menjadi salah satu penggerak Gerakan Islam Cinta ini menyebutkan bahwa acara ini diselenggarakan untuk terus menyebarkan pesan cinta Islam.
“Kita gelar Festival Islam Cinta ini agar dampaknya lebih luas,” ujar Haidar. “Kita berharap awareness masyarakat lebih besar, sehingga pesan-pesan yang disampaikan di acara ini bisa ditangkap juga oleh masyarakat yg lebih luas.”
Haidar menjelaskan Gerakan Islam Cinta ini merupakan reaksi dari banyak munculnya gerakan-gerakan Islam yang memunculkan Islam yang berwajah kebencian, kekerasan, dan permusuhan.
“Masyarakat perlu terus menggali nilai-nilai asasi agama itu apa. Jangan hanya misalnya mendengar dari ceramah-ceramah yang belakangan ini cenderung mengesankan agama itu sebagai sesuatu yang justru membuat dinding pemisah antara kita dengan orang lain,” pesan Haidar. “Ini saya, dan saya yang baik, itu orang lain yang agamanya tidak baik. Akhirnya terjadi kesombongan, muncul kebencian kepada orang lain, lalu suka mengkafir-kafirkan orang.”
Padahal ajaran-ajaran asasi dan asli Islam yang sebenarnya tidak bersifat eksklusif tapi inklusif. Islam itu bukan menolak, tapi memeluk sebanyak mungkin orang untuk menjadi saudara kita.”
Mari Terus Tebarkan Cinta!
Festival Islam Cinta yang berlangsung meriah ini dihadiri tak hanya mahasiswa tapi juga oleh tamu undangan. Semangat cinta dan kedamaian begitu mewarnai acara ini.
“Acara ini luar biasa, sesuai dengan visi-misi kampus juga sebagai kampus yang inklusif, yang pluralis. Kita memang ingin mengembangkan multikulturalism di kampus ini,” ujar Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Rektor UIN Syarif Hidayatullah kepada ABI Press.
Dede berharap acara seperti ini akan membantuk mahasiswa UIN menjadi mahasiswa yang inklusif dan pluralis. “Saya mengharapkan mereka jadi mahasiswa yang inklusif, pluralis, yang kemudian bisa menghargai banyak agama, sekte, etnis, dan lainnya,” ujar Dede.
Rektor UIN ini juga menegaskan, Gerakan Islam Cinta ini adalah bagian dari upaya melawan gerakan takfiri yang selama ini telah meracuni mahasiswa dan masyarakat.
“Gerakan Islam Cinta ini memang ditujukan supaya meminimalkan gerakan-gerakan takfiri seperti itu. Supaya mereka juga paham bahwa Islam itu tidak seperti yang mereka (kaum takfiri) pahami sekarang ini. Bahwa ajaran Islam adalah ajaran mencintai banyak orang. Islam yang rahmatan lil alamin,” tutup Rektor. (Muhammad/Yudhi)