Berita
Islam Nusantara: Solusi Jitu Melawan Radikalisme
Gerakan radikal yang mencatut nama Islam terus berkembang di sejumlah negara Timur Tengah dan terbukti bukan memakmurkan negara tempat gerakan tersebut bercokol melainkan justru menghancurkan kehidupan dan tatanan masyarakatnya. Hal ini mengkhawatirkan sejumlah pihak, termasuk kalangan NU yang ada di Indonesia.
Menurut KH. Yahya Cholil Staquf, salah seorang Katib Syuriyah PBNU, yang diwawancarai tim ABI Press di kantor Wahid Institute, Jakarta pada Jumat (29/5) kemarin, mengatakan bahwa gerakan radikal sebagai sebuah ideologi transnasional merupakan ancaman bagi bangsa Indonesia.
“Jelas ancaman, karena (dengan menerimanya) kita akan kehilangan identitas,” terang KH. Yahya.
Selain menjadi ancaman bagi bangsa Indonesia, gerakan radikal transnasional ini juga merupakan ancaman bagi dunia global, sebab menurut KH. Yahya, selain melakukan kerusakan di berbagai tempat, mereka juga gencar berpropaganda.
“Mana ada negara yang mendapat kemakmuran oleh ideologi radikalisme?” tanya KH. Yahya.
Namun, KH. Yahya memiliki keyakinan bahwa sebenarnya mayoritas muslim yang saat ini mengalami konflik di Timur Tengah adalah muslim yang cinta damai, kaum muslim yang mengikuti prinsip Islam sebagai rahmat, seperti halnya muslim yang ada di Indonesia.
Sedangkan konflik-konflik sektarian yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini menurut KH. Yahya, adalah karena gencarnya propaganda dari luar. Akibatnya, muncul konflik dengan Ahmadiyah juga Syiah. Padahal puluhan tahun sebelumnya, hal itu tidak pernah terjadi di Indonesia.
Terkait dengan Syiah, KH. Yahya menjelaskan bahwa ada begitu banyak jejak Syiah dalam tradisi lokal Nusantara dan tidak pernah menjadi masalah, sebagaimana yang akhir-akhir ini kerap terjadi.
“Sejak kapan ada orang ribut tentang Syiah? Siapa yang mengimpor keributan Syiah di sini? Kan itu masalahnya,” tegas KH. Yahya.
Karena itu Islam Nusantara mestinya menjadi solusi bagi Indonesia untuk dapat menangkal gerakan ideologi radikalisme transnasional yang dipaksakan masuk ke Indonesia, sehingga dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain.
“Paling tidak, ini lho ternyata (Islam Nusantara yang moderat dan toleran) berhasil di Indonesia, begitu lho. Ayo kaum muslimin yang ndak radikal perlihatkan dirimu!” pungkas KH. Yahya. (Lutfi/Yudhi)