Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Ahlussunnah, Melarang Pengkafiran

Pergolakan di Timur Tengah, seperti Suriah, Irak, Yaman dan beberapa negara lain telah menyeret persoalan yang terjadi di negara tersebut pada persoalan sektarian terutama antara Sunni dan Syiah. Sayangnya, sebagian orang di Indonesia berusaha untuk menyeret konflik sekteraian tersebut ke Indonesia.
 
Sebagai pusat intelektual Sunni di dunia, bagaimana tanggapan Al-Azhar terkait pengkafiran pada Syiah?
 
“Ada perbedaan antara Sunni dan Syiah”, terang Prof. Dr. Abdelmonem Fouad Othoman, Utusan Khusus Grand Syeikh Al-Azhar, Mesir dalam Diskusi Umum Pra Muktamar ke-33 Nahdlatul Ulama dengan tema “Konsolidasi Dunia Islam Menghadapi Radikalisme dan Teroris” yang berlangsung (29/5) di The Wahid Institute, Jakarta.
 
Tapi pengkafiran terhadap Syiah atau pada kelompok lain seperti Khawarij, Mu’tazilah di dalam Islam itu dilarang. Lalu dia mengutip firman Allah, “Janganlah kau berkata kepada orang-orang yang mengucapkan salam ‘Kamu bukan Mukmin’”.
 
Walaupun dalam situasi berperang sesama muslim, mereka tetap disebut Mukmin. Kemudian dia mengutip firman Allah yang berbunyi,  “Kalau ada dua kelompok dari orang-orang mukmin yang mereka saling berperang, maka damaikanlah di antara mereka.” Jadi pengkafiran kepada kelompok lain dalam Islam itu sangat dilarang.
 
“Al-Azhar juga melarang murid-muridnya untuk mengkafirkan orang yang mengucapkan ‘La ilaha ilallah’,” katanya. “Dan inilah ajaran Ahlus Sunnah Waljamaah sejati,” tegasnya.
 
Sebab lain larangan tentang mudahnya mengeluarkan pengkafiran adalah karena bahayanya yang cukup serius, antara lain hukum waris, rusaknya hubungan keluarga, perceraian, pemakaman, bahkan menurut Abdoelmonem bisa juga sampai pada tahap pembunuhan.
 
“Oleh karena itu nabi dan para ulama melarang pengkafiran tersebut,” pungkas Abdoelmonem. (Lutfi/Abu Mufadhdhal)
Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *