Berita
Kawin Air Kabuyutan Cipageran
Banyak yang mungkin tidak tahu, bertepatan dengan Konferensi Asia Afrika kemarin, Jum’at (24/4), Kabuyutan Cipageran menggelar ritual Kawin Air, menyatukan air dari seluruh sumber mata air dari berbagai penjuru Nusantara. Ritual yang dulu juga dilakukan oleh Presiden Soekarno saat KAA pertama, di mana Presiden Soekarno meminta tiap utusan dari tiap negara membawa air yang kemudian disatukan semuanya di sumur Bandung.
Karuhun Kabuyutan Gegerkalong, Abah Yusuf Bachtiar menyebutkan bahwa tradisi kawin air ini merupakan bentuk kearifan lokal masyarakat Sunda yang bernapaskan persatuan dan kebersamaan.“Air itu kan suci. Dan mensucikan. 80% tubuh kita tercipta dari air. Air diminium, dijadikan sumber kehidupan. Makanya disebut cai kahuripan. Dan air itu adalah makhluk. Yang dicipta oleh Allah untuk kehidupan, kahuripan,” ujar Abah Yusuf menjelaskan makna filosofis air.“Rencananya kita ingin kawinkan dari 40 sumber mata air, tapi Allah menentukan lain. Hanya 25 yang datang. Tapi alhamdulillah berjalan lancar.”
Menurut Abah Yusuf, tradisi ini sebenarnya juga dilakukan oleh pendiri bangsa, Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno.
“Dikawinkannya air dari seluruh sumber mata air ini sebagaimana dulu di KAA pertama bung Karno menyatukan sumber-sumber air dari tiap-tiap Negara ke sumur Bandung. Tapi itu tidak diekspose media, karena sebagian orang menganggap bertentangan dengan nilai-nilai agama. Padahal secara hakiki tidak,” ujar Abah Yusuf. “Justru itu mengingatkan kita dengan sumber hakiki kita, yaitu Gusti Allah SWT.”
“Air itu suci. Jadi jangan sampai air itu membawa kita tenggelam dalam kehidupan yang jauh dari tuntunan Allah Swt. Dari tuntunan baginda Nabi Muhammad. Dari tuntunan manusia-manusia suci. Karena dialah Parahyang, yang sejatinya. Dialah tentara Gusti yang sejatinya,” pesan Abah Yusuf. (Muhammad/AL-Mandari)