Berita
Milad Sayidah Zahra di Bangil Pasuruan
“Hari ini dunia berbahagia dengan karunia Ilahi yang begitu mulia, kelahiran seorang wanita agung, penghulu seluruh wanita dari awal sampai akhir zaman, putri manusia termulia, Sang Pembawa Misi Risalah. Istri dari washi dan pintu ilmu Rasul SAW, ibu dari dua pemuda penghulu surga dan penerus misi Risalah Kenabian. Dialah Fatimah Az Zahra as.”
Kalimat itu mengawali sambutan ustazah Aminah Yahya, panitia peringatan Wiladah Sayidah Fatimah Az Zahra as yang dilakukan oleh Muslimah Ahlulbait Indonesia wilayah Jawa Timur, pada hari Jumat (17/4) di Graha Diponegoro, Bangil, Pasuruan, Jawa Timur. Ustazah Aminah juga mengatakan bahwa jika wanita harus memiliki hari besar, “maka adakah hari yang lebih mulia dan lebih membanggakan dari hari kelahiran Fatimah Az Zahra as?” tanya beliau.
Dekorasi bunga-bunga menghiasi pintu masuk gedung, sedangkan karpet merah yang ditempatkan di kanan dan kiri ruangan memanjang dari pintu hingga ke panggung, layaknya sebuah altar. Di atas panggung telah terpampang sebuah nama wanita mulia, “Fatimah Az Zahra,” yang ditulis dalam huruf Arab.
Sementara itu Ustaz Hasyim Alhabsyi, memulai tausiyahnya dengan menanyakan, “Siapakah manusia yang mampu menjalankan semua perintah Allah 100% seperti Rasul dan Imam tapi dia bukan keduanya?”
Kedudukan yang sangat mulia tersebut tidak dicapai oleh seorang laki-laki, tapi oleh seorang perempuan yang oleh sebagian kalangan dianggap sebagai makhluk yang lemah dan dianggap sebagai beban. “Dialah Fatimah Az Zahra as,” tegas Ustaz Hasyim. Karena beliau salamullah ‘alaiha, selalu menyelaraskan keinginannya dengan keinginan Allah SWT.
Ketika turun ayat-ayat surah Al-Insan, tiga golongan orang yang meminta makanan kepada beliau dalam kisah tersebut adalah yang pertama orang miskin (Islam), yatim (Islam) dan seorang tawanan (non-Islam). Hal tersebut tentu menjadi contoh dan suri tauladan untuk tidak pilih-pilih dalam berbuat hanya kepada sesama muslim. Namun kita harus menyebarkan kebaikan kepada semua makhluk Allah baik hewan, tumbuhan, apalagi manusia.
Fatimah Az Zahra as, sebagai putri dari manusia paling mulia, menurut Ustaz Hasyim sudah dikenal dengan gelar Ummu Abiha, sebagai seorang ibu, Fatimah Az Zahra as telah melahirkan dan mendidik pemuda-pemuda penghulu surga, sebagai seorang istri beliau sangat dipuji oleh suaminya, Amiril Mukiminin Ali bin Abi Thalib.
Maka Ustaz Hasyim berpesan bahwa sebagai wanita muslimah yang mengaku pencinta Az Zahra, hendaklah menjadi yang terbaik dan menebarkan kebaikan dimanapun kita berada. Masukkan jiwa Az Zahra dalam jiwa kita, maka insya Allah kita akan hidup sebagai manusia seutuhnya.
Pada hari itu tak hanya memperingati Wiladah Sayidah Fatimah Az Zahra as, tapi juga merupakan Kongres Pertama Muslimah Ahlulbait Indonesia Wilayah Jawa Timur dengan terpilihnya Ustazah Aminah Yahya sebagai Ketua.
Ustazah Aminah berharap Muslimah Ahlulbait Indonesia bisa menumbuhkan semangat Alawiyah dalam diri suami, menanamkan semangat Husainiyah kepada putra-putranya dan semangat Zainabiyah kepada para putri-putrinya.
“Sehingga tercapai generasi-generasi muda yang mampu menyelamatkan NKRI dari kemerosotan moral dan akhlak,” harap Ustazah Aminah. (Aminah/Yudhi)