Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Buya: Agresi Saudi ke Yaman Murni Politik

Agresi Saudi ke Yaman

Korban warga sipil terus berjatuhan akibat agresi Saudi ke Yaman. Ratusan, bahkan ribuan wanita dan anak-anak menjadi korban. Tak hanya gedung pemerintahan, rumah penduduk, sekolah, rumah sakit, dan fasilitas umum juga hancur luluh.

Sadar bahwa agresi kepada negara lain itu tak bisa dibenarkan dan melanggar hukum internasional, Saudi gencar mempropagandakan bahwa agresinya ke Yaman ini soal agama, soal sektarian. Tapi hal ini tegas ditolak Buya Syafii Maarif saat ABI Press wawancarai usai acara peluncuran buku “Islam dalam Bingkai Keindonesiaan dan Kemanusiaan” di Tanah Abang, Jakarta, Selasa (14/4).

“Itu (agresi Saudi ke Yaman) tak ada hubungannya dengan agama. Itu murni soal kekuasaan, soal hegemoni. Akrobatik politik saja,” ujar Buya. “Antara Iran dan Saudi berlomba berebut hegemoni di sana.”

Menurut Buya, mengatasnamakan isu sektarian atas konflik di Yaman ini sangat tidak sehat bagi Islam. “Sangat tidak sehat dan berkhianat kepada Islam (yang mengajarkan kedamaian),” tegasnya. 

Buya pun mengecam ulah sekelompok orang yang membawa-bawa konflik di Yaman ini ke Indonesia dan membungkusnya sebagai konflik sektarian Sunni dan Syiah.

“Alangkah bodohnya orang Indonesia ini! Kenapa dibawa ke sini? Persoalan di sana kok dibawa ke sini. Sama saja Syiah-Sunni segala macam kenapa di bawa ke sini?” ujar Buya.

Buya menyerukan agar konflik di Yaman bisa diselesaikan dengan jalan damai. Tapi menurutnya itu tak bisa selama kedua belah pihak hanya mengedepankan kepentingan politik. “Ya selama mereka tak mau berhakim dengan al-Quran tak akan pernah bisa. Selama mereka berhakim dengan al-Quran akan selesai masalah. Itu saja.”

Terkait ada anggota Muhammadiyah yang ikut serta dalam rombongan ke kantor Dubes Saudi kemarin yang mendukung agresi Saudi ke Yaman, Buya mengaku ia tidak mengetahuinya. Dan menurutnya Muhammadiyah secara resmi tak mungkin ikut mendukung agresi ke negara lain.

“Saya ndak tahu. Saya bukan pengurus Muhammadiyah lagi. Tapi resmi (sikap Muhammadiyah) saya rasa tidak. Tidak lah (mendukung agresi),” tegas Buya. “Lagipula, kenapa (Muhammadiyah) ngurusin yang kayak gitu…?” (Muhammad/Yudhi)