Berita
Aliansi Anti Perang: Hentikan Invasi Saudi ke Yaman!
Meski ditentang dan mendapat protes keras dunia, Saudi yang berkongsi dengan Israel, AS, dan 10 Negara Teluk tetap menginvasi Yaman. Tanpa mengindahkan aturan internasional, Saudi memborbardir Yaman, membuat ratusan warga sipil, wanita dan anak-anak menjadi korban.
Menyikapi hal ini, Aliansi Anti Perang, bersama Himpunan Mahasiswa Islam, Mushalla Guntur 45, dan puluhan masyarakat sipil lainnya mendatangi Kedutaan Besar Arab Saudi untuk menggelar aksi demonstrasi damai, Rabu (8/4).
Ahmad Taufik, Koordinator Aliansi Anti Perang saat ABI Press wawancarai menyebut aksi ini merupakan bentuk keprihatinan mereka atas tragedi kemanusiaan yang telah menelan ratusan korban sipil di Yaman.
“Kita bergerak karena keprihatinan kita pada nilai-nilai kemanusiaan akibat invasi Saudi ke Yaman ini,” ujar Ahmad Taufik. “Kita lihat kan, ratusan korban kemanusiaan, perempuan, bahkan anak-anak. Saudi harus segera menghentikan invasinya ini.”
“Kita ingin suarakan kepada Saudi, bahwa boleh jadi Saudi tak punya Pancasila, tapi kita punya Pancasila, yang menjunjung tinggi kemanusiaan,” tegas Ahmad Taufik. “Kita juga mendesak agar pemerintahan Indonesia ikut bersikap dalam upaya perdamaian dunia sesuai konstitusi kita ini.”
Saudi Gunakan Kedok Agama dan Langgar Hukum Internasional
Ficky Utomo dari rombongan HMI yang juga ikut serta dalam demo ini mengatakan bahwa rezim Saudi menggunakan agama sebagai kedok agresinya ini.
“Kita ikut demo Saudi karena kita rasa rezim Saudi berlebihan menggunakan agama sebagai kedok politik belaka,” ujar Ficky. “Penyerangan Saudi ke Yaman ini terlalu kental ditunggangi kepentingan Zionis.”
Sementara Mujtahid Hashem, Jubir dari Aliansi Anti Perang menegaskan bahwa invasi Saudi ini selain mencederai kemanusiaan, juga melanggar hukum internasional.
“Yang dilakukan Saudi jelas melanggar hukum internasional. Gak ada alasan yang bisa dibenarkan serang Yaman. Apalagi Saudi bahkan mengirim ISIS dan al-Qaeda ke Yaman,” ujar Mujtahid.
“Sebagai bangsa Indonesia yang secara konstitusi itu anti penjajahan, ini adalah tugas kita untuk membela Yaman. Ini tugas konstitusional yang harus dilakukan. Kalau pemerintah tidak angkat bicara itu artinya melanggar konstitusi,” tambah Mujtahid.
Aliansi Anti Perang dalam pernyataan persnya juga mengutuk pihak-pihak yang mendukung agresi Saudi ini, termasuk Malaysia. Serta mendesak pemerintah Indonesia dan Organisasi Konferensi Islam (OKI) aktif dalam upaya perdamaian di Yaman, dan menghentikan serangan Saudi ke Yaman sesegera mungkin. (Muhammad/Yudhi)