Berita
Kedudukan Mulia Fatimah Az Zahra sebagai Ummu Abiha
Selasa (24/3) lalu sekitar 60 jemaah pencinta Ahlulbait menghadiri peringatan haul Sayidah Fatimah Az Zahra di Husainiyah Al Mahdi Semarang.
Diawali pembukaan dan tilawatil Quran oleh Sugeng Darmono dan dilanjutkan maqtam oleh Najib Assegaf, acara kemudian diisi tausiyah dan doa oleh Syech Abu Jamal dari Arab Saudi.
Diterjemahkan Ustaz Toha Musawa, mengawali tausiyahnya Syech Abu Jamal mengetengahkan keagungan Sayyidah Fatimah Az Zahra yang biasa disebut sebagai “ummu abiha.”
Dikisahkan ketika ada seorang alim yang mendapat kemuliaan berjumpa dengan Imam Zaman dan akhirnya bertanya kepada beliau, “Wahai junjunganku, dari semua cobaan dan ujian… manakah cobaan ataupun ujian yang paling berat?”
“Penyimpangan umat lah yang menjadi ujian paling berat. Namun aku bertawasul kepada ibuku Sayyidah Fatimah Az Zahra sehingga ujian tersebut terasa ringan,”jawab Imam Zaman.
Disebutkan pula bahwa tiada nabi yang diutus kecuali semuanya bertawasul kepada Sayyidah Fatimah Az Zahra.
Mengapa Az Zahra disebut sebagai “ummu abiha,” dan apa maknanya?
Syech Abu Jamal menjelaskan, bahwa Rasulullah saw adalah sosok yatim, beliau mendapat kasih sayang dan perhatian dari Sayidah Az Zahra. Bukan hanya itu, melalui julukan istimewa itu pula ada isyarat yang hendak diberikan Rasul saw kepada istri-istri beliau sebagai Ummul Mukminin tentang betapa mulianya posisi dan kedudukan putrinya di mata beliau.
Tentunya umat sudah paham bahwa tidak ada makhluk semulia Rasul saw sebagaimana ditegaskan dalam beberapa ayat semisal “wa maa arsalnaaka illa rahmatan lil ‘alamiin..” dan “fa innaka la’ala khuluqin ‘adziim..”
Sementara dari kalangan wanita tidak ada yang lebih mulia daripada Fatimah Az Zahra, sebagaimana disabdakan lisan suci beliau terkait kedudukan mulia putrinya tersebut sebagai “ummu abiha” yang bermakna “ibu dari ayahnya.”
Lebih lanjut Syech Abu Jamal menjelaskan bahwa segala keutamaan Rasul saw semuanya terangkum atau ada pada diri Sayidah Az Zahra kecuali kenabian. Dan dengan alasan inilah mengapa hanya Amirul Mukminin Imam Ali bin Abi Thalib yang sepadan dengan Sayidah Fatimah Az Zahra. Pendek kata, manusia yang paling menyerupai Rasul adalah Sayidah Fatimah sedangkan manusia yang paling menyerupai Sayidah Fatimah adalah Rasul saw sendiri. Hal ini seperti disabdakan Rasul saw, “Fatimah adalah darah dagingku. Barang siapa yang membuat senang Fatimah membuat senang aku dan barang siapa yang membuat marah Fatimah membuat marah aku.”
Usai tausiyah, sekitar pukul 22.30 WIB acara ditutup dengan doa dan tawasul yang juga dipandu oleh Syech Abu Jamal.
Sebagian jemaah langsung pulang kecuali jemaah asal Dieng-Wonosobo yang masih bermalam dan baru pulang keesokan paginya. (Arif/Yudhi)