Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Barat Gunakan Isu Sunni-Syiah untuk Kekalkan Krisis Suriah

Kita saksikan, upaya “penggunaan kartu etnis” ini terus meningkat dalam penaklukan Irak baru-baru ini, Rwanda, Yugoslavia, Afghanistan dan sekarang Suriah.

Dean Henderson adalah seorang kolumnis dan aktivis lingkungan Amerika. Dia lahir di South Dakota dan meraih gelasr M.Sc. bidang studi lingkungan di University of Montana pada tahun 1991. Dia mendirikan newsletter politik “Missoula Paper” pada tahun 1990. Henderson telah melakukan perjalanan ke sekitar 50 negara dan menulis artikel untuk Global Research, In These Times Paranoia, Veteran Today, Rense.com dan Press TV.

Berikut teks wawancara Farsnews dengan Dean Henderson:

Tanya (T): Tampaknya salah satu tujuan yang dicari pasukan asing di Suriah adalah mengobarkan perselisihan sektarian dan konflik agama antara kelompok etnis dan agama yang berbeda, khususnya penduduk mayoritas Sunni dan minoritas Syiah Alawit. Apa pandangan Anda terhadap upaya yang dilakukan kekuatan asing dan gerilyawan yang ingin mengadu Sunni-Syiah di Suriah?

Jawab (J): Ya, aparat intelijen Anglo-Amerika menggunakan kesenjangan dan strategi lama mereka yang telah digunakan sejak zaman perpecahan India/Pakistan. Kita saksikan, upaya “penggunaan kartu etnis” ini terus meningkat dalam penaklukan Irak baru-baru ini, Rwanda, Yugoslavia, Afghanistan dan sekarang Suriah. Perpecahan Sunni-Syiah digunakan untuk membagi Suriah hingga kekuatan imperialis tua dapat merebut kembali negara itu. [Yang menjadi] isu sebenarnya adalah, Assad bersandar pada [pihak] kiri dan ini merupakan ancaman bagi sistem monopoli kapitalis yang mempekerjakan intelijen operatif ini.

T: Apa yang Anda pikirkan tentang kemungkinan intervensi militer AS di Suriah? Tentu saja, Rusia dan China tak akan membiarkan resolusi Dewan Keamanan PBB terhadap Suriah yang akan melegalisasi serangan militer. Tapi AS dan sekutu Eropanya dapat mengambil tindakan sepihak dan sembarangan seperti yang sudah mereka lakukan di Afghanistan. Apa pendapat Anda tentang hal itu?

J: Saya tidak berpikir AS akan melakukan intervensi di Suriah secara sepihak. Karena respon Rusia selama ini jauh lebih tegas dari sebelumnya dibanding [respon Suriah] dalam konflik seperti Irak atau Libya. Jika mereka melakukan intervensi, mereka harus berhadapan dengan respon Rusia setelah semua mereka menginvestasikan segalanya. [Jadi] ini akan sangat berbahaya.

T: Apa pandangan Anda tentang situasi pengungsi Suriah yang melarikan diri ke negara-negara seperti Turki, Libanon, Irak dan Yordania? Apakah tindakan masyarakat internasional sudah cukup untuk menyelesaikan masalah orang-orang yang putus asa ini?

J: Situasi ini mengerikan. Dan masyarakat internasional belum berbuat banyak untuk membantu para pengungsi. [Sementara] Barat menggunakan para pengungsi sebagai alat politik untuk menyalahkan Assad. Tapi sudah jelas, Tentara Bebas Suriah dan sponsor internasionalnya yang bersalah dalam krisis itu.

T: Para penentang Presiden Assad menuduh dia menggunakan senjata kimia terhadap para demonstran tapi pemerintah Suriah mengatakan pihaknya memiliki bukti kuat bahwa pemberontak dan teroris dukunagn asinglah yang menggunakan senjata kimia terhadap warga pro-pemerintah dan pasukan militer. Apa pendapat Anda tentang dualitas ini?

J: Bagi saya sudah jelas bahwa Tentara Bebas Suriahlah yang menggunakan senjata kimia, sebagai upaya pengkambinghitaman  dan menuduh pemerintah Assad yang melakukannya. Assad tentu sudah gila jika  menggunakan senjata ini karena hal itu akan memberi dalih bagi Barat untuk melakukan agresi lanjut. Ini murni propaganda.

T: Bagaimana Anda melihat peran media mainstream, terutama outlet berita Arab dalam memompa moral para pemberontak dan tentara bayaran asing? Perang masih terus berlangsung dan operasi psikologis berperan kunci dalam menentukan nasib perang. Apa pendapat Anda tentang itu?

J: Media mainstream Barat dan Arab tak lain hanyalah lelucon dan alat untuk agenda monopoli kapitalis. Seluruh spektrum Fox News bersama [stasiun] PBS [AS] dan Al Jazeera merupakan cheerleaders bagi para  pemberontak. Tidak ada laporan berimbang [mereka] tentang masalah ini. [Setelah] jelas  bahwa sekarang Assad telah mengalahkan semua pemberontak,  media mainstream itu mulai diam.

T: Beberapa komentator politik berpendapat bahwa perang di Suriah adalah perang untuk [memperoleh] cadangan gas lepas pantai luas yang dimiliki negara itu, mirip perang di Irak yang merupakan perang untuk minyak. Akankah kekuatan Barat dan tentara bayaran mereka berhasil membuat Suriah bertekuk lutut dan mengambil alih cadangan gas Suriah?

J: Tampaknya memang ada sumber daya yang dipertaruhkan, apakah cadangan gas alam atau pipa [gas]. Saya tidak percaya bahwa kaum imperialis akan berhasil di Suriah. Dan kita bisa melihat kembali konflik ini dengan baik sebagai titik balik dalam keseimbangan kekuatan global karena aliansi Anglo-Amerika menjadi kurang relevan [sekarang]. Negara-negara BRICS (Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan) telah muncul sebagai sebuah penyeimbang global.[IT/FN/NAT]

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *