Berita
Maulid Nabi dan Peresmian Masjid Nuruts Tsaqolain Semarang
Siang itu menjadi acara istimewa bagi jemaah yang menghadiri acara peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. Istimewa karena, yang sedianya hanya dihadiri para ustaz dari Indonesia dalam hal ini Ustaz Ahmad Baragbah, namun kali ini, Kamis (8/1), ada tiga ulama Timur Tengah; dua dari Qatif, Saudi Arabia dan satu lagi dari Hadramaut, Yaman.
Ketua Yayasan Nuruts Tsaqolain Semarang Syech Baqir Assegaf mengatakan bahwa, semula acara dikhususkan memperingati Maulid Nabi namun pada akhirnya disatukan dengan peresmian masjid.
“Tadinya hanya acara peringatan Maulid Nabi SAWW, namun akhirnya sekalian digabungkan dengan peresmian masjid Nuruts Tsaqolain yang sudah selesai direnovasi dalam kurun waktu sekitar 4 bulan,” kata Syech Baqir.
Lebih lanjut Syech Baqir menjelaskan bahwa luas bangunan masjid yang selesai direnovasi kali ini adalah 252 M2 terdiri dari 2 lantai sedangkan luas keseluruhan tanah lebih dari itu.
“Awalnya adalah mushola lalu berkembang menjadi masjid sampai sekarang,”terang Sech Baqir.
Sekitar pukul 12.30 WIB acara dimulai dengan pembacaan hadits Kisa’ oleh Sayyid Ja’far dan dilanjutkan dengan Maulid Simthut Dhuror. Seratusan jemaah yang hadir dari berbagai usia mengikuti dengan khidmat acara tersebut.
Dalam sambutan sekaligus tausiyah singkatnya, Ustaz Ahmad Baragbah mengatakan, bahwa banyak orang mengaku mengikuti Nabi Saw, namun hanya sampai pada getaran-getaran lidah dan gerakan-gerakan pena saja, karena tidak sampai pada hakikat yang sebenarnya.
Sebagian Muslim mungkin tidak mau mengagungkan Rasul Saw, padahal Allah Swt sendiri mengagungkan beliau. Salah satu hal yang harus kita tunaikan kepada Rasul Saw adalah wajib kita berwilayah kepada beliau. Sedangkan arti “Wilayah” adalah ketaatan mutlak kepada Allah, Rasul dan Ulil Amri, sesuai dengan Al-Quran surah Al Ahzab ayat 6 yang artinya; “Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri, dan isteri-isterinya adalah ibu-ibu mereka…”
Lebih lanjut Ustaz Ahmad melanjutkan bahwa kita memiliki kewenangan terhadap diri kita namun Rasul Saw lebih memiliki kewenangan daripada diri kita sendiri.
Selanjutnya tausiyah dilanjutkan oleh Ustaz Sayyid Muhammad bin Hasan Al Musawi, salah satu ulama dari Qatif Arab Saudi, yang menjelaskan bahwa Rasul Saw menjadi penyebab diciptakannya alam semesta ini. Karena itu memperingati hari kelahiran Nabi sekaligus peresmian masjid yang dinamai “Nuruts Tsaqolain” (mengacu pada Al-Quran dan Ahlulbait Nabi-red) keduanya menurut ulama dari Saudi ini, merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena keduanyalah kebenaran bisa diketahui.
Seberapa pentingkah diutus nabi? Kenapa harus ada nabi? Bukankah manusia sudah diberi akal?
Sayyid Muhammad menjelaskan, bahwa kecenderungan manusia terhadap hal yang negatif sangat kuat dan karena akal manusia punya keterbatasan, serta begitu banyak yang tidak atau belum diketahui manusia. Untuk itu, karena kasih sayang-Nya diutuslah Nabi dalam rangka membimbing manusia menuju kemuliaan.
Lebih lanjut Sayyid Muhammad menambahkan, Nabi kita memiliki keistimewaan, terutama risalah Islam yang dibawa Nabi adalah untuk seluruh alam semesta. Adapun mukjizat yang dimiliki oleh para nabi sebelumnya ada keterbatasan waktu, namun Nabi Saw mukjizatnya abadi.
Di akhir tausiyahnya, Sayyid Muhammad Al Musawi mengucapkan selamat atas kelahiran Nabi. Ucapan selamat ini ditujukan untuk diri sendiri serta seluruh kaum Muslimin atas kelahiran Nabi Muhammad Saw.
Acara ditutup dengan doa oleh Ustaz Hasan Al Idrus, ulama dari Hadramaut, Yaman. (Arif/Yudhi)