Berita
Sekjen Muhammadiyah: Rayakan Tahun Baru dengan Sederhana
Perayaan pergantian tahun atau pesta Tahun Baru yang dilakukan pada tengah malam tiap akhir Desember, bukan hanya dilakukan di satu negara atau oleh kalangan tertentu saja, tapi hampir semua masyarakat di seluruh penjuru dunia serempak merayakannya.
Di Indonesia sendiri, hampir seluruh stasiun TV bakal menyajikan aneka program hiburan yang menarik untuk menyedot sebanyak-banyaknya permirsa. Belum lagi prosesi khas berupa pesta ribuan kembang api yang tiap malam Tahun Baru selalu memeriahkan acara Jakarta Night Festival (JNF).
Seperti tahun lalu, kali ini sembilan panggung siap didirikan di sepanjang jalan dari kawasan Dukuh Atas, Bundaran HI, hingga Monas.
Lalu seperti apa seharusnya umat Islam merayakan Tahun Baru?
Dalam tradisi Islam, perayaan Tahun Baru Masehi memang tidak ada. Namun karena dalam keseharian umat Islam di Indonesia juga menggunakan Kalender Masehi dan momen ini adalah momen yang mendunia dan seolah telah disepakati oleh masyarakat dunia, maka mau tak mau pasti ada sebagian umat Islam yang turut merayakannya.
Maka bagi umat Islam yang turut merayakan malam Tahun Baru, Sekjen Muhammadiyah Dr. H. Abdul Mu’ti, M.Ed. berpesan hendaknya masyarakat merayakan Tahun Baru dengan kesederhanaan dan tidak melakukannya dengan berfoya-foya. Apalagi masih banyak saudara kita saat ini yang sedang berduka akibat tertimpa beragam musibah.
“Hendaknya masyarakat merayakannya dengan kesederhanaan dan menghindarkan diri dari perilaku boros dan hura-hura,”tegas Abdul Mu’ti saat dihubungi ABI Press.
Tentu saja pesan ini tidak hanya ditujukan kepada masyarakat Indonesia, tapi juga pihak pemerintah maupun mereka yang menjadi panitia acara perayaan Tahun Baru. Kata kesederhanaan menjadi kunci dari pesan Sekjen Muhammadiyah tersebut saat merayakan Tahun Baru.
Lalu sebagai umat Islam yang kadang turut meramaikan acara pergantian tahun Masehi, selama ini sudahkan kita merayakan Tahun Baru dengan sederhana? (Lutfi/Yudhi)