Berita
Gugat Saudi, Bebaskan Syeikh Nimr!
Sebagai negara kelahiran Islam, banyak orang yang salah mengira bahwa di Arab Saudi semua baik-baik saja. Kenyataannya tidak seperti itu, banyak sekali pelanggaran-pelanggaran HAM yang dilakukan oleh Rezim Saudi untuk mengokohkan kekuasaannya.
Menurut catatan Hak Asasi Manusia, setidaknya ada 30.000 tahanan politik di Arab Saudi dari populasinya yang sekitar 18.000.000 jiwa. Mereka yang ditahan adalah para reformis dan ulama yang membela dan menyerukan perubahan, kesetaraan, penegakan hak-hak asasi dan kebebasan. Salah satunya, Syeikh Nimr.
Muhammad Taswin dari Human Rights Alliance dalam demo di depan Kedubes Saudi di Jakarta, Jum’at (19/12) yang menyerukan dibebaskannya semua tahanan politik di Saudi ini merupakan bagian dari gerakan internasional yang juga berlangsung di belahan dunia lain.
“Ini bagian dari gerakan internasional untuk mengungkapkan kebenaran yang terjadi di Saudi Arabia yang tak banyak terungkap. Di sana banyak terjadi kejahatan kemanusiaan. Tapi masyarakat banyak yang tak tahu,” terang Taswin.
Dalam demo ini Human Right Alliance menuntut empat hal: 1). Rembebasan semua tahanan politik di Arab Saudi, 2). Pembebasan Syeikh an-Nimr 3). PBB mengirimkan penyelidik HAM untuk mengungkap kejahatan HAM Saudi, 4). Rezim Saudi harus diadili di pengadilan kriminal PBB.
Saudi Tunggangi Islam
Sementara Mujtahid Hashem, orator dari Universal Justice Network menyebutkan, tak hanya melanggar HAM, Saudi juga membelokkan ajaran Islam demi menjaga kekuasaan politiknya.
“Saudi Arabia menafsirkan Islam itu dengan kepentingan politiknya belaka, untuk mengukuhkan kerajaannya,” ujar Mujtahid. “Salah satunya tandanya adalah haji. Haji adalah salah satu ibadah politik yang sangat besar yang diadakan seahun sekali oleh umat Islam di seluruh dunia. Tetapi ketika di haji itu orang ingin bicarakan mengenai masalah-masalah umat yang terjadi, Saudi menganggapnya sebagai bidah keluar agama dan orang yang melakukan bisa ditangkap oleh pemerintah.”
“Salah satunya ketika orang-orang yang melakukan haji meneriakkan salah satunya permasalahan yang sudah jelas di kaum Muslimin; pembebasan Palestina dari Israel. Tapi apa yang dilakukan Saudi? mereka justru melakukan represi bahkan melakukan pembunuhan besar-besaran terhadap para demonstran,” tutur Mujtahid.
Usai demo, Mujtahid menyebutkan bahwa demo hari ini hanyalah awal. Selanjutnya Human Rights Alliance dan Universal Justice Network akan terus melakukan upaya untuk menyuarakan suara mereka.
“Aksi ini akan ada lanjutannya. Kita akan adakan workshop dan konpers mengenai kondisi di Saudi Arabia. Kita akan ekspos kebusukan yang ada di sana. Kita minta PBB dan dunia internasional dan pegiat HAM untuk menyelidiki apa yang erjadi di Saudi,” tegas Mujtahid. (Muhammad)