Ikuti Kami Di Medsos

Berita

Ash-Shahifah As-Sajjadiyyah, Warisan Mulia Ahlulbait Nabi

Ash-Shahifah As-Sajjadiyyah

Bulan Muharam adalah bulan Suci dan bulan kesedihan. Selain kisah tragedi Karbala yang telah membuat syahid Imam Husein beserta sejumlah pencintanya, bulan Muharam juga mencatat syahidnya Imam Ali Zainal Abidin as Sajjad, putra Imam Husein yang menjadi saksi hidup tragedi Karbala.
 
Imam Ali Zainal Abidin as Sajjad syahid pada tanggal 25 Muharam 95 H setelah diracun oleh Hisyam bin Abdul Malik pada usia 57 tahun. 

Memperingati hari kesyahidan Imam Sajjad, Islamic Cultural Center (ICC) Al Huda, Jakarta mengadakan Haul Imam Ali Zainal Abidin as Sajjad pada Kamis malam(20/11).
 
Pada haul tersebut, Ayatullah Shadeqi Rassyad mengisahkan kehidupan Imam Ali Zainal Abidin as Sajjad yang dilarang untuk menyampaikan dakwah dan pesan Rasulullah kepada masyarakat. Hal ini membuat Imam Ali Zainal Abidin mencari metode dakwah agar tetap dapat menyampaikan pesan Rasulullah SAW kepada masyarakat.
 
Imam Sajjad kemudian memilih metode doa dan munajat sebagai sarana dakwah beliau untuk tetap mempertahankan ajaran Keluarga Nabi. Kumpulan doa dan munajat Imam Ali Zainal Abidin as Sajjad kemudian disebut Ash-Shahifah As-Sajjadiyyah.
 
“Karena kedalaman isinya, Ash-Shahifah As-Sajjadiyyah tersebut kemudian dikenal dengan nama Zabur Keluarga Nabi,”  jelas Ayatullah Rassyad.
 
Ayatullah Rassyad melanjutkan bahwa Ash-Shahifah As-Sajjadiyyah laksana samudera yang sangat luas dan dalam yang berisikan berbagai hal pokok dalam Islam seperti makrifat, akidah, maknawi, irfan serta akhlak yang tidak dapat ditemukan di buku apapun atau di kitab lainnya.
 
Karena kedalaman isinya, menurut Ayatullah Rassyad sebagian tokoh mengatakan bahwa andaikan Ash-Shahifah As-Sajjadiyyah itu berada di tangan agama lain selain Islam, mereka mengatakan bahwa dengan Ash-Shahifah As-Sajjadiyyah mereka akan mengubah dunia dan menjadikan seluruh dunia sebagai pemeluk agama mereka.
 
Pada akhir tausiyahnya Ayatullah Rassyad berpesan kepada para jemaah yang hadir untuk mendirikan majelis-majelis kajian Ash-Shahifah As-Sajjadiyyah sebagai warisan dari Imam Ali Zainal Abidin as Sajjad untuk lebih dapat mendalami dan menyerap ajaran-ajaran Ahlul Bait as.
 
“Karena itu adalah sesuatu yang sangat penting maka, kalau tidak memungkinkan membentuk majelis, paling tidak kita renungi dan kaji sendiri,” pungkas Ayatullah Rassyad. (Lutfi/Yudhi)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *