Berita
Haul Imam Husein di Semarang
Senin (3/11) bertempat di gedung kesenian area kompleks Puri Maerokoco PRPP Semarang, di tengah panas terik matahari yang menyengat, sebagian umat Islam dari berbagai wilayah di Jawa Tengah menghadiri peringatan haul Imam Husein dan mengenang kembali tragedi mengenaskan yang menimpa beliau, karena pada tanggal 10 Asyura 61 H silam itulah hampir seluruh keluarga Al Husein, dan para sahabatnya syahid di padang Karbala.
Lebih kurang 1500 orang terdiri dari para bapak, ibu, kaum muda dan anak-anak larut dalam duka di acara tersebut. Di hari Asyura, seluruh pencinta Ahlulbait di seluruh dunia memperingati peristiwa terbantainya Imam Husein, keluarga dan para sahabat beliau, menjadi martir demi meneruskan ajaran suci datuknya, Rasulullah Muhammad Saw.
Meski sehari sebelumnya, tepatnya Minggu (2/11), di siang hari yang panas sekelompok massa intoleran, sekitar 50an orang, melakukan aksi turun ke jalan menentang pelaksanaan Asyura di Semarang. Aksi tersebut dilakukan dengan cara berjalan kaki dari Simpang Lima menuju PRPP dengan membagi atau menyebar pamflet/brosur kepada orang-orang yang mereka temui di jalan. Mungkin kelompok anti Asyura itu berharap dukungan serta ingin menciptakan suatu imej yang negatif terhadap Asyura dan khususnya juga terhadap Muslim Syiah. Namun yang terjadi malah ibarat promosi gratis, membuat banyak orang penasaran tentang apa itu Asyura dan bagaimana sebenarnya mazhab Syiah.
Tampaknya aksi demo tersebut relatif tak berdampak signifikan. Terbukti, pelaksanaan Asyura berjalan lancar dari awal sampai akhir acara. Ini semua berkat doa, ditunjang kerja keras panitia, para pendukung acara dan tak ketinggalan pula berkat kesigapan dan kesiapan aparat kepolisian demi menciptakan rasa aman bagi setiap warga negara dalam menjalankan ibadah dan keyakinan masing-masing sehingga terhindar dari konflik bernuansa SARA.
Sambutan pihak panitia disampaikan Ja’far bin Ali Assegaf, mengawali acara tersebut. Lalu dilanjutkan pembacaan tilawatil Qur’an.
Berikutnya, ada sambutan dari pihak Kantor Depag Kota Semarang serta Wali Kota Semarang atau yang mewakili, diteruskan dengan tausiyah Ustad Toha Musawa.
Dalam tausiiyahnya Ustad Toha mengetengahkan tentang makna Asyura. Bahwa Al Husein tidak hanya milik umat Islam yang bermazhab Syiah, namun milik Islam dan manusia seluruhnya, sebagai simbol perlawanan terhadap para tiran, serta simbol keadilan dan kebenaran dalam rangka meneruskan risalah datuknya dan bukan hanya sekadar memperjuangkan hak atas nama pribadi saja.
Karena itulah menurut Ustad Toha, para pengikut Ahlulbait hendaknya bisa menempatkan diri dengan benar dalam spirit perjuangan Imam Husein, untuk mengambil peran serta aktif dan mempunyai keberpihakan yang jelas di tengah masyarakat.
Lebih lanjut ditegaskan bahwa, makna keberpihakan tentunya harus disertai dengan pemahaman atau pengetahuan tentang dalil aqli maupun naqli, sehingga jelas siapa Yazid dan siapa Imam Husein, siapa lawan dan siapa kawan.
Disebutkan pula, belum pernah ada dalam sejarah yang sedemikian detail menceritakan tentang suatu peristiwa sebagaimana kisah tragedi di padang Karbala.
“Sejarah telah membuktikan kepada kita bahwa semakin Syiah ditekan maka yang terjadi adalah justru ia semakin dicari dan berkembang. Sebab itu, ketika kita mencintai Al Husein dengan dasar aqli dan naqli, maka tentu kita harus sudah siap menempuh segala risiko yang bakal terjadi tanpa rasa takut,” tegas Ustad Toha.
Usai tausiyah, dilanjutkan dengan maktam yang dibawakan oleh Ustad Alwi bin Ali Assegaf dan maqtal oleh Ustad Reza Assegaf.
Di akhir acara, sebelum pembacaan doa dan ziarah oleh Ustad Ali Al Attas, disampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh panitia, juga para pihak yang telah mendukung secara moril dan materiil demi suksesnya acara tersebut.
Tak lupa Ustad Ali pun menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaannya kepada pihak aparat kepolisian dan TNI yang telah ikut serta menjaga keamanan dan kelancaran acara dari awal hingga berakhir. (Arif Pram/Yudhi)