Ikuti Kami Di Medsos

Nasional

Pakar Brasil: Keanggotaan Indonesia di BRICS Picu Kekhawatiran Serius bagi Amerika Serikat

Seorang analis hubungan internasional asal Brasil, Pepe Escobar, menyatakan bahwa keanggotaan penuh Indonesia dalam kelompok BRICS (Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan) berpotensi memicu respons keras dari Amerika Serikat. Menurutnya, Washington kemungkinan akan menggunakan berbagai cara untuk menghadapi perkembangan ini, termasuk langkah-langkah destabilisasi di kawasan.

Dalam wawancara eksklusif dengan Kantor Berita Rusia RIA Novosti pada 18 Januari, Escobar menyampaikan bahwa status keanggotaan penuh Indonesia di BRICS menjadi perhatian serius bagi Amerika Serikat. “Indonesia adalah negara kunci di Asia Tenggara, sebuah kawasan dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat. Keanggotaan penuh ini memberikan Indonesia hak suara yang setara dengan anggota pendiri BRICS, yang oleh Washington dianggap sebagai tantangan strategis,” ujarnya.

Escobar juga memperingatkan bahwa Indonesia, bersama negara-negara BRICS lainnya dan sejumlah negara yang tertarik bergabung, seperti Turki, berpotensi menjadi target operasi intelijen Amerika Serikat. “Washington akan berupaya melemahkan solidaritas di antara negara-negara ini melalui berbagai cara, mulai dari kampanye destabilisasi hingga operasi hibrida yang bertujuan mengganggu stabilitas internal,” tambahnya.

Menurut Escobar, BRICS dan negara-negara yang bersekutu dengannya dianggap sebagai ancaman terhadap dominasi global Amerika Serikat, khususnya di sektor keuangan internasional. “Ekspansi BRICS menjadi tantangan bagi hegemoni dolar AS dalam sistem keuangan global. Oleh karena itu, Washington akan mengambil langkah-langkah untuk mempertahankan pengaruhnya,” kata Escobar.

BRICS dan Upaya Perluasan

BRICS merupakan aliansi ekonomi dan politik yang dibentuk pada 2006 oleh Brasil, Rusia, India, dan Cina, dengan Afrika Selatan bergabung pada 2011. Sejak awal 2024, BRICS telah memperluas keanggotaannya dengan menerima negara-negara baru, termasuk Iran yang resmi bergabung pada 1 Januari 2023. Indonesia memperoleh persetujuan keanggotaan penuh pada KTT BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan, Agustus 2023, setelah menyelesaikan proses pemilihan presiden dan pembentukan pemerintahan baru.

Implikasi Strategis Keanggotaan Indonesia

Keanggotaan penuh Indonesia di BRICS dinilai sebagai langkah strategis yang memperkuat pengaruh kelompok ini di kawasan Asia Tenggara. Sebagai ekonomi terbesar di wilayah tersebut, Indonesia membawa potensi signifikan bagi BRICS dalam memperluas kerja sama ekonomi dan politik global. Namun, kehadiran Indonesia juga dinilai berpotensi meningkatkan ketegangan dengan Amerika Serikat dan sekutunya, yang melihat BRICS sebagai ancaman terhadap tatanan global yang selama ini didominasi oleh Barat.

Reaksi Amerika Serikat

Escobar menilai bahwa Amerika Serikat tidak akan tinggal diam menghadapi ekspansi BRICS. “Washington akan menggunakan berbagai alat, mulai dari tekanan ekonomi hingga intervensi politik, untuk melemahkan BRICS dan negara-negara anggotanya,” ungkapnya. Ia juga memperkirakan bahwa negara-negara anggota BRICS, termasuk Indonesia, akan menghadapi tantangan berupa perang informasi, propaganda, dan upaya menciptakan instabilitas internal.

Keanggotaan Indonesia di BRICS menandai babak baru dalam dinamika geopolitik global. Langkah ini tidak hanya memperkuat posisi BRICS sebagai kekuatan alternatif di panggung dunia, tetapi juga berpotensi memicu respons keras dari Amerika Serikat yang ingin mempertahankan dominasinya. Indonesia dan negara-negara BRICS lainnya diharapkan dapat menghadapi berbagai tantangan sebagai konsekuensi dari keputusan strategis ini. []

Continue Reading