Berita
Dr. Mundzir Al-Hakim: Al-Ghadir, Nikmat Terbesar Allah Swt
Aula dan Husainiyyah Islamic Cultural Center (ICC) Al-Huda terlihat meriah bakda Maghrib, Senin (13/10) kemarin. Mobil-mobil berjejer meluber hingga ke jalanan dan ke parkiran gedung sebelah karena tak mampu ditampung ICC saat seribu lebih Muslimin datang untuk memperingati Hari Raya Al-Ghadir, hari diangkatnya Imam Ali bin Abi Thalib sebagai washi atau penerus kepemimpinan Islam pasca Nabi.
Acara yang dimulai sehabis shalat Maghrib berjamaah itu dibuka oleh Ketua Umum Ormas Islam Ahlulbait Indonesia, Hasan Daliel Alaydrus yang mengingatkan jamaah akan pentingnya memperingati Hari Al-Ghadir yang merupakan momentum penyempurnaan agama.
Dalam perayaan ini, ICC kehadiran tamu istimewa dari Qum, Dr. Mundzir Al-Hakim, seorang guru besar Universitas Imam Khomeini.
Dalam Khutbah berbahasa Arab yang diterjemahkan oleh Ustad Abdullah Beik, Dr. Mundzir mendedahkan beberapa dimensi penting peristiwa Al-Ghadir.
Menurut Dr. Mundzir, pengangkatan Imam Ali sebagai penerus Nabi di Ghadir Khum adalah bagian dari proses penyempurnaan manusia untuk mendekat kepada Allah. Dengan dipilihnya Ali, sudah sempurna Islam sebagai agama yang diridhai Allah Swt.
Namun menurut Dr. Mundzir, sepanjang sejarah ada pihak-pihak yang ingin menghilangkan sejarah yang tercatat paling mutawatir menurut muhaditsin Sunni dan Syiah. “Ada yang berusaha melupakan, mengingkari, atau mentakwilnya,” ujar Dr. Mundzir. “Ada juga yang menganggap Al-Ghadir itu adalah hari raya khusus Syiah saja. Padahal periwayatan peristiwa Al-Ghadir itu lebih banyak berada di kitab-kitab Ahlusunnah ketimbang di kitab Syiah sendiri.”
Menurut Dr. Mundzir, sebagaimana tertulis di surah At-Takatsur, manusia nanti akan ditanya mengenai nikmat terbesar yang diberikan Allah Swt kepada Muslimin. Nikmat besar itu adalah Ahlulbait dan Al-Ghadir.
“Kita nanti akan ditanya mengenai Ahlulbait sebagai jalan untuk menyempurna. Jika kita tak mencapainya, padahal sudah dikenalkan Ahlulbait, kita akan ditanya mengapa kita tak sampai mencapai kesempurnaan itu. Itu tanggung jawab kita,” ujar Dr. Mundzir.
Usai khutbah, acara peringatan Hari Raya Al-Ghadir ini ditutup dengan pementasan drama pengangkatan Imam Ali di Ghadir Khum oleh Nabi Muhammad Saw yang dibawakan oleh siswa Hauzah Jami’ah Mustafa dan pembacaan shalawat oleh anak-anak Ulumul Ushul Childern Islamic Studies (ULCIS).
Usai doa bersama yang dibawakan oleh Umar Shahab, jamaah menikmati permen dan hidangan khusus Yaumul Ghadir yang disediakan oleh panitia. (Muhammad/Yudhi)