14 Manusia Suci
Imam Ali Menjelaskan Diri dan Jiwanya
Ahlulbait Indonesia – Imam Ali a.s. menggambarkan keadaan jiwa dan prinsip hidupnya dengan pernyataan yang sangat mendalam:
“Demi Allah, sekiranya seluruh yang ada di kolong langit diberikan kepadaku agar aku berlaku zalim terhadap seekor semut, dengan merebut kulit biji gandum darinya, maka tidak akan aku lakukan.”
(Nahj al-Balaghah, Khutbah ke-215)
Dalam pandangan Imam Ali, seluruh dunia beserta kekayaan dan kenikmatannya tidak ada artinya jika harus dibayar dengan tindakan zalim, bahkan terhadap makhluk sekecil semut. Pernyataan ini menunjukkan bahwa beliau tidak sedang meremehkan dunia, melainkan mengangkat tinggi nilai-nilai kebenaran, keadilan, dan kemanusiaan.
Baca juga : Kelahiran Imam Ali yang Menakjubkan
Pesan moral yang terkandung dalam ucapan ini sangatlah jelas: dunia hanya berarti jika nilai-nilai luhur tetap dijunjung tinggi. Kehilangan nilai akhlak, sosial, atau kemanusiaan demi mengejar keuntungan duniawi adalah sebuah kebodohan. Dunia menjadi tidak bernilai bila seseorang harus:
1. Berdusta demi kepentingan pribadi.
2. Berkhianat terhadap kepercayaan yang diberikan.
3. Melanggar kesepakatan atau janji.
4. Menindas dan menginjak hak-hak orang lain.
Imam Ali mengajarkan bahwa ketamakan dan kerakusan terhadap dunia tidak hanya merusak hubungan antar manusia tetapi juga menghancurkan kebesaran jiwa seseorang. Dunia ini hanyalah sarana, bukan tujuan akhir. Menjaga nilai-nilai kebenaran dan keadilan adalah jalan menuju kehidupan yang penuh makna, baik di dunia maupun di akhirat.
(Sumber: Murtadha Muthahhari)
Baca juga : Imam Muhammad Baqir: Pejuang Hak dan Kebenaran