Internasional
Zionis Tak Berdaya Hadapi Gempuran Ansarullah Yaman
Entitas zionis menghadapi tantangan yang semakin besar dari kelompok revolusioner Ansarullah Yaman, yang semakin intensif mendukung Gaza dalam setahun terakhir. Meski para pejabat dan pakar zionis terus mempertimbangkan berbagai strategi, belum ada solusi jelas untuk menghadapi ancaman signifikan ini, seperti dilaporkan oleh surat kabar Lebanon, Al-Akhbar, Senin (23/12).
Ansarullah, yang telah menyatakan dukungannya terhadap perlawanan Palestina, mengganggu aktivitas maritim dengan menargetkan kapal-kapal dagang yang menuju pelabuhan zionis melalui Selat Bab al-Mandab, Teluk Aden, dan Laut Arab. Strategi ini bertujuan menekan zionis agar menghentikan perang genosida di Gaza.
Awalnya, zionis mengandalkan intervensi AS dengan alasan sumber daya yang terbatas karena Pasukan Pendudukan “Israel” (IOF) harus membagi fokus di front utara dan selatan. Namun, respons AS terbatas pada serangan taktis yang terbukti tidak efektif sebagai pencegah. Insiden salah tembak baru-baru ini yang menghancurkan salah satu jet tempur AS menjadi bukti kegagalan tersebut.
Menteri Pertahanan Yaman, Mohammed Nasser Al-Atifi, memperingatkan Washington bahwa negaranya mampu menenggelamkan armada laut AS dan memiliki senjata yang belum pernah diungkapkan sebelumnya.
Meskipun zionis melancarkan serangan udara ke Yaman, para analis sepakat bahwa upaya ini gagal menghalangi Ansarullah. Sebaliknya, kelompok tersebut justru meningkatkan operasinya, menegaskan kembali dukungannya kepada Gaza, dan bersumpah untuk melanjutkan aksi mereka kecuali zionis menghentikan serangan genosidanya terhadap rakyat Palestina.
Para pakar zionis menyarankan berbagai langkah, termasuk menyerang pimpinan Ansarullah di Sanaa, fasilitas produksi senjata, dan pusat ekonomi seperti pelabuhan serta situs energi. Penyerangan terhadap Saada, yang dianggap simbolis bagi kesadaran publik Yaman, juga diusulkan. Namun, langkah-langkah ini dinilai tidak mungkin menghasilkan hasil yang menentukan.
Tel Aviv juga mempertimbangkan untuk menghidupkan kembali perang yang dipimpin koalisi Saudi-Emirat melawan Yaman dengan dukungan zionis. Namun, keraguan muncul terkait kelayakan langkah ini mengingat kegagalan koalisi sebelumnya untuk meraih kemenangan militer sejak perang dimulai pada 2015.
Pendekatan lain yang diperdebatkan adalah menyerang Iran, yang dianggap sebagai pendukung utama Ansarullah. Namun, strategi ini memunculkan pertanyaan tentang kemampuan zionis untuk menangani ancaman regional yang lebih luas di tengah situasi perang.
Opsi gencatan senjata di Gaza juga diajukan sebagai solusi potensial untuk meredakan serangan dari Yaman. Ansarullah sendiri telah berulang kali menyatakan bahwa operasi mereka akan terus berlanjut selama perang di Gaza belum dihentikan. Namun, para analis percaya bahwa gencatan senjata ini kemungkinan besar tidak akan bertahan lama, terutama jika tahap kedua dari kesepakatan pertukaran tahanan antara Gaza dan zionis gagal terlaksana, seperti yang banyak diyakini di Tel Aviv.
Entitas zionis terus mempertimbangkan opsi-opsinya tanpa solusi jelas terhadap ancaman yang ditimbulkan Ansarullah serta dampaknya terhadap keamanan regional.