Nasional
5,64 Juta Orang Terdampak Bencana di Indonesia 2024
Ahlulbait Indonesia – Tahun 2024 menjadi saksi bisu bagaimana bencana alam terus menghantui kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam kurun waktu 1 Januari hingga 22 Desember, lebih dari 5,64 juta orang di berbagai wilayah menjadi korban. Mereka kehilangan rumah, harta benda, bahkan orang-orang tercinta akibat banjir, tanah longsor, puting beliung, gempa bumi, kebakaran lahan, gunung meletus, dan tanah bergerak.
Dilansir Tempo.co, Minggu (22/12),Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat 1.942 peristiwa bencana selama periode ini, menelan 469 korban jiwa, sementara 58 orang masih dinyatakan hilang dan 1.157 lainnya mengalami luka-luka. Tak hanya menyisakan duka, bencana ini juga menyebabkan kerusakan besar. Lebih dari 61.554 rumah rusak, termasuk 10.821 rumah yang hancur total. Fasilitas publik seperti rumah ibadah, fasilitas kesehatan, dan sekolah tak luput dari dampaknya. Bahkan lebih dari 100 kilometer jalan dan ribuan jembatan terdampak, memutus akses transportasi dan menghambat kehidupan sehari-hari.
Salah satu tragedi paling memilukan terjadi pada Mei lalu ketika banjir bandang lahar dingin Gunung Marapi melanda Sumatera Barat. Peristiwa ini menewaskan 67 orang, menghilangkan 20 orang lainnya, dan melukai sedikitnya 44 orang. Lebih dari 3.650 warga harus dievakuasi dari wilayah terdampak yang meliputi Kabupaten Agam, Tanah Datar, Padang Pariaman, Kota Padang, dan Padang Panjang. Banjir ini merusak 35 jembatan dan lebih dari 150 meter jalan, melumpuhkan transportasi darat di jalur Padang-Bukittinggi hingga Solok. Pemerintah pun menetapkan peristiwa ini sebagai bencana nasional.
Baca juga : Mendiktisaintek: Pendidikan Adalah Tameng Kuat Melawan Radikalisme dan Terorisme
Letusan gunung api juga menjadi ancaman besar tahun ini. Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, NTT, erupsi dua kali dalam setahun, pada Januari dan November. Letusan pertama memaksa 5.547 warga mengungsi dan merenggut empat nyawa. Sembilan bulan berselang, erupsi kedua kembali membawa duka dengan sembilan korban jiwa dan seorang warga yang harus kehilangan kaki akibat luka berat. Total, lebih dari 13 ribu orang terdampak, dengan 6 ribu di antaranya harus direlokasi demi keselamatan.
Di Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, Gunung Ruang mengguncang wilayah sekitarnya pada April. Erupsi ini memaksa 12 ribu orang meninggalkan rumah mereka. Lebih dari 3.600 rumah, dua gereja, dan satu sekolah rusak akibat material vulkanik dan guncangan yang terjadi. Kerusakan semakin parah karena banyaknya permukiman yang berlokasi dekat dengan puncak gunung, dalam radius 8-10 kilometer.
Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara, juga menunjukkan aktivitasnya pada Mei. Meski tidak ada korban jiwa, lebih dari 400 orang dari tujuh desa harus dievakuasi akibat letusan ini. Hingga kini, aktivitas vulkanik gunung tersebut masih berlangsung dengan status Siaga atau Level III.
Bencana demi bencana yang terjadi sepanjang tahun ini meninggalkan duka mendalam sekaligus menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan. Sebagai negara yang berada di atas cincin api Pasifik, Indonesia menghadapi risiko yang tak terhindarkan. Namun dengan mitigasi yang tepat, kesadaran masyarakat, dan dukungan penuh dari semua pihak, dampak bencana bisa diminimalkan demi menyelamatkan lebih banyak nyawa dan masa depan.
Baca juga : Densus 88 Ungkap Jaringan MIT, Tangkap Tiga Terduga Teroris