Berita
Takfiri dan Virus Berbahaya
Oleh: Abdillah Husain*
Takfiri ini, sesuatu kelompok yang bersifat radikal, arogan, dan semua sifat buruk maupun tidak pantas, ada pada nya. Takfiri melahirkan virus-virus yang berbahaya. Virus tersebut tidak dapat dihilangkan oleh sembarangan orang. Pada zaman era modern, atau dimasa kejayaan islam, banyak cabang-cabang kepercayaan. Seperti syiah,sunni, dan ada lagi kepercayaan yang mengaku “menyebarkan ajaran Nabi”, tapi, mengkafirkan, membunuh sesama Muslim, memfitnah, mengadudomba, ini virus yang berbahaya dan harus dihilangkan oleh ahlinya.
Virus yang disebarkan oleh takfiri terlalu banyak dan menarik para muslim moderat yang toleran terhadap agama-agama, kepercayaan-kepercayaan untuk membantu menyebarkan virus tersebut. Nah, ini perlu sekali penenganan dari dokter atau para Ahli.
Dokternya adalah para ulama, intelektual, dan dibantu oleh sekretarisnya yaitu, para muslim moderat dan semua elemen yang menjunjung tinggi “kasih-sayang” dan toleran terhadap sesuatu dan tidak asal berkata, orang tersebut adalah kafir, dan lain sebagiannya. Peran kita semua dalam mengatasi masalah virus ini, sangat “Penting”, demi kebaikan dunia. Sebab mengapa, virus-virus dari takfiri atau wahabisme, harus ditangani dengan serius oleh kita semua, karena, mereka telah mengisi alam yang indah ini dengan segala perilaku yang tak beradab. Bisa dikatakan juga, mereka telah melanggar Hak asasi manusia.
Istilah takfiriyah sudah muncul sejak awal islam khususnya pada zaman Nabi SAW dan berkembang pada saat ini. Dampak dari virus takfiri adalah berpotensi merusak kehidupan sosial, politik dan Akhlak. Virus ini dapat melemahkan kekuatan ummat sekalian Alam terutama Islam. Murthada Muthhahari berkata, “kita tahu bahwa perang Dunia 2 telah selesai dalam sejarah. Tapi, ingatlah ada perang dunia ke 3. Sebab, perang ini akan ada korbannya. Yakni, orang Awam dan Anak-Anak Mudah yang tak memiliki ilmu. Sehingga di bodohkan..”
Takfiri berhasil menggoda para Anak Muda, tidak hanya orang-orang Tua atau yang gemar berjihad. Perempuan pun jadi pengikut kelompok takfiri ini, yang sering meng “kafir” kan orang lain. Disayangkan sekali, generasi muda yang berkarya, berkreativitas, dibodohi dengan iming-iming atau perkataan yang membuat mereka tertarik. Sungguh, ini juga termasuk masalah sosial. Ditingkat pendidikan pun, para guru atau semua asatid (baca : guru), harus tetap waspada. Jangan sampai doktrin mereka menghiasi sekolah dan setiap pemikiran Anak-Anak. Jadi, untuk menjaga virus ini, pemerintah harus ikut Andil dalam mengatasi Masalah ini. Ini sumber kejahilan ketika orang meng-kafir-kan sesama Muslim.
Pada hakikatnya, Muslim sejati ialah mereka yang menjaga Lisan, perbuatan kepada semua Manusia. Terutama kepada Non Muslim, yang merupakan saudara sesama Manusia. Kalau kita tidak ingin orang lain melakukan hal buruk pada diri kita, agama kita, keluarga kita, maka bersikaplah sepantasnya.
Penulis adalah, , CEO Founder Ahlubait Muda Singosari-kupang (NTT)