14 Manusia Suci
Ucapan Imam Ali di Makam Rasulullah Setelah Memakamkan Sayyidah Fathimah
Ahlulbaitindonesia.or.id – “Assalamualaika ya Rasulullah, semoga Allah melimpahkan kedamaian atas dirimu. Terimalah salam dari diriku dan atas nama puterimu yang kini menghampirimu, bersemayam di sampingmu dan begitu cepatnya bergabung denganmu.”
“Aduhai, betapa lemahnya kesabaranku dan betapa rapuhnya ketabahanku dalam menghadapi kepergian putri kesayanganmu. Namun beratnya perpisahan denganmu, sebelum ini, dan parahnya bencana yang kurasakan waktu itu, telah memberiku pengalaman yang menguatkan hati. Ketika kubaringkan tubuhmu di lahadmu, setelah embusan terakhir nafasmu di dadaku. Inna Lillahi Wainna Ilaihi Rajiun. Sungguh kita semua adalah kepunyaan Allah Swt dan kepada-Nya kita semua akan kembali.”
Baca juga : Arti Nama Fathimah
“Kini titipan yang diamanatkan telah diminta kembali dan tanggungan telah diambil pergi (Sayyidah Fathimah as sebagai amanat Rasulullah saw yang dipercayakan kepada Imam Ali as). Adapun kesedihanku tetap abadi, malamku takkan habis, sampai saatnya Allah menetapkan pilihan bagiku di tempat kediamanmu.”
“Sebentar lagi putri kesayanganmu akan menyampaikan kepadamu betapa umatmu telah bersekongkol dalam bertindak aniaya terhadapnya. Maka mintalah keterangan terinci darinya. Tanyailah ia mengenai keadaan sebenarnya, yang justru terjadi di waktu amat singkat sepeninggalmu, di saat sebutan tentang dirimu masih belum hilang.”
“Salam untuk kalian berdua dari seorang yang mengucap selamat tinggal, bukan dari seseorang yang memendam benci atau merasa bosan. Dan bila aku pulang setelah ini, maka hal itu sekali-kali bukan karena kejemuan. Dan bila aku masih tinggal, maka hal itu bukan disebabkan keraguan akan janji Allah bagi orang-orang yang sabar.”
M. Baqir, Mutiara Nahjul Balaghah
Baca juga : Kedudukan Istimewa Sayyidah Fathimah
14 Manusia Suci
Arti Nama Fathimah
Ahlulbaitindonesia.or.id – Fathimah berasal dari akar kata fa tha ma yang berarti memisahkan dan memotong sesuatu dari sesuatu yang lain. Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa Allah Swt memberinya nama Fathimah karena beliau dan orang-orang yang mencintainya telah terputus dan terhalangi dari api (neraka).
Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Beliau dinamakan Fathimah karena telah terhalang dari kejahatan dan keburukan. Apabila tidak ada Imam Ali, maka sampai hari kiamat tidak akan ada seorang pun yang sepadan dengannya (untuk menjadi pasangannya).”
Baca juga : Kedudukan Istimewa Sayyidah Fathimah
Imam Ali as berkata, “Aku mendengar Rasulullah bersabda, beliau dinamakan Fathimah, karena Allah menyingkirkan api neraka darinya dan dari keturunannya. Tentu keturunannya yang meninggal dalam keadaan beriman dan meyakini segala sesuatu yang diturunkan kepadaku.”
Imam Ja’far Shadiq as berkata, “Sebab Sayyidah Fatimah dijuluki zahra karena akan diberikan kepadanya sebuah bangunan di surga yang terbuat dari yaqut merah. Dikarenakan kemegahan dan keagungan bangunan tersebut, maka para penghuni surga melihatnya seakan sebuah bintang di langit yang memancarkan cahaya, dan mereka satu sama lain saling berkata bahwa bangunan megah bercahaya itu dipersembahkan untuk Fathimah.”
Baca juga : Perpisahan Sayyidah Fathimah dan Imam Ali
14 Manusia Suci
Kedudukan Istimewa Sayyidah Fathimah
Ahlulbaitindonesia.or.id – Sayyidah Fathimah as memiliki kedudukan khusus disamping Nabi Muhammad saw. Rasulullah saw bersabda, “Fathimah adalah bagian dariku, siapa saja yang membuatnya marah, maka ia telah membuatku marah dan siapa saja yang membahagiakannya, maka ia telah membahagiakanku.”
Sayyidah Fathimah as juga memiliki beberapa sebutan mulia di antaranya: Zahra, Muhaddatsah, Mardhiyah, Siddiqah Kubra, Raihanah, Bathul, Rasyidah, Haura Insiyah (bidadari berbentuk manusia), dan Thahirah.
Kedudukan spiritual Sayyidah Fathimah as sangat tinggi sampai-sampai malaikat berbicara dengannya. Oleh karena itu, beliau dijuluki Muhaddatsah, orang yang mampu berkomunikasi dengan malaikat. Para malaikat dapat berbicara dengan selain para nabi atau rasul. Mereka dapat mendengar suara dan melihat para malaikat.
Baca juga : Perpisahan Sayyidah Fathimah dan Imam Ali
Allah Swt berfirman Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: “Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). (QS. ali-Imran: 43)
Sayyidah Fathimah as adalah penghulu para wanita seluruh alam, dari awal sampai akhir. Beliau dikenal keteladanannya dalam rumah tangga. Beliau contoh terbaik dari sosok istri dan ibu. Bersama suaminya, Imam Ali as, Sayyidah Fathimah as menjalani suka dan duka kehidupan, dan sepanjang sejarah hingga kini sebagai teladan keluarga terbaik.
Terkait hal ini, Imam Ali as berkata, “Demi Allah, beliau tidak pernah membuatku marah dan tidak pernah menolak perintahku sama sekali. Kapan saja aku melihat Fathimah, maka hilanglah semua kesedihanku.”(Biharul Anwar, jil. 43, hal. 134).
Purkon Hidayat, IRIB Indonesia
Baca juga : Imam Ahlulbait Membimbing Pemikiran Masyarakat
14 Manusia Suci
Perpisahan Sayyidah Fathimah dan Imam Ali
Ahlulbaitindonesia.or.id – Kembali kita berada dalam suasana duka memperingati hari syahidnya Sayyidah Fathimah as, putri tercinta Rasulullah saw. Karena itu, sangat tepat rasanya jika di hari ini kita telaah ulang sejarah hidup beliau dan menjadikannya sebagai bahan pelajaran yang bisa kita renungkan dan terapkan dalam kehidupan sehari-hari kita.
Sudah tiga bulan, Rasulullah saw pergi ke haribaan ilahi. Namun hingga kini, Sayyidah Fathimah as masih tenggelam dalam suasana duka cita. Sebegitu cinta dan rindunya ia pada ayahanda itu, membuat kesedihannya kian mendalam hingga ia pun terbaring jatuh sakit. Satu-satunya hal yang membuat hatinya terhibur adalah ucapan terakhir Rasulullah saw yang menjanjikan bahwa ia, putri tercintanya adalah orang yang pertama kali menyusul kepergian beliau.
Baca juga : Imam Ahlulbait Membimbing Pemikiran Masyarakat
Amirul mukminin, Imam Ali as as dan keempat putra-putrinya kini berdiri di samping Sayyidah Fathimah as yang sedang terbaring lemas. Suasana penuh duka benar-benar menyelimuti rumah pasangan surgawi itu. Sayyidah Fathimah as berkata, “Wahai Ali! Ketahuilah masa hidupku tak lama lagi. Masa untuk mengucapkan selamat tinggal telah tiba. Dengarlah suaraku, karena setelah ini engkau tak akan lagi mendengarnya. Aku mewasiatkan kepadamu jika setelah wafatku nanti, mandikanlah diriku, saalatkan aku, dan kebumikan aku di malam hari. Setelah itu, duduklah di sampingku menghadap ke wajahku. Lalu bacakan al-Quran dan doa untukku. Aku serahkan dirimu pada Allah. Aku ucapkan salam dan shalawat kepada anak-anakku hingga hari kiamat.”
Perpisahan itu membuat hati Ali as begitu sedih. Karena ia tak akan lagi bisa melihat wajah kekasihnya itu. Perempuan suci yang membuat hati Imam Ali as bisa melupakan pedihnya dunia saat menatap wajahnya.
Alhasnain.Org
Baca juga : Imam Musa Kazhim, Muara Kebaikan
-
14 Manusia Suci2 years ago
Biografi Singkat Sayidah Fatimah az-Zahra sa
-
Doa-Doa2 years ago
Doa Kumail dan Nabi Khidhir
-
14 Manusia Suci3 days ago
Perpisahan Sayyidah Fathimah dan Imam Ali
-
Dunia Islam2 years ago
Anak Cucu Keturunan Nabi Muhammad Saw di Indonesia
-
Kalam Islam1 year ago
Kapal Islam
-
Video2 days ago
Film Dokumenter: Merawat Harmoni di Kota Kartini
-
Syiah Menurut Syiah2 years ago
Penjelasan tentang Shalat Tiga Waktu
-
Kegiatan ABI1 week ago
Rapat Pleno Evaluasi RKAT ABI 2024: Evaluasi dan Strategi Penguatan Organisasi