Nasional
Pesan Menteri Retno: Jangan Lelah Bela Palestina
Pesan Menteri Retno: Jangan Lelah Bela Palestina
Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri RI, kembali menyuarakan pembelaan tanpa henti untuk Palestina di panggung diplomasi internasional. Dalam momen yang penuh arti, pidato terakhirnya di Sidang Majelis Umum PBB ke-79 pekan lalu menjadi bukti komitmen Indonesia untuk memperjuangkan hak-hak Palestina yang semakin dirampas oleh zionis.
Dalam pidato tersebut, Retno menyoroti krisis kemanusiaan di Gaza yang semakin memprihatinkan. “Jangan pernah lelah membela kebenaran dan keadilan,” tegasnya, menyerukan masyarakat Indonesia untuk terus aktif mendukung perjuangan Palestina. Hal itu disampaikannya juga saat menerima penghargaan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Jakarta, Kamis (3/10), sebagai pengakuan atas kontribusi diplomatiknya yang konsisten, dilansir Liputan6.
Baca juga : BPIP: Pancasila Kunci Redam Kekerasan di Lingkungan Sekolah
Sebagai Menlu perempuan pertama Indonesia, Retno menggarisbawahi bahwa kondisi di Palestina kian memburuk setiap harinya. “Lebih dari 41,7 ribu nyawa telah melayang di Palestina, termasuk 15 ribu anak-anak. Lebih dari 10 ribu orang tertimbun reruntuhan, 90 ribu terluka, dan 70 persen bangunan hancur,” ujarnya.
Retno juga mengkritik pidato zionis di Sidang Majelis Umum PBB yang sama sekali tidak menyebut Palestina, sebuah tindakan yang ia sebut sebagai upaya sistematis untuk menghapus keberadaan dan hak-hak Palestina.
“Ketidakhadiran nama Palestina dalam pidato tersebut jelas bukan kebetulan. Ini adalah upaya untuk menghilangkan hak-hak Palestina, meniadakan harapan kemerdekaan, dan membunuh solusi dua negara,” kata Retno.
Lebih lanjut, Retno memperingatkan bahwa zionis kini berusaha mengubah narasi perjuangan Palestina menjadi negatif melalui media sosial. “Upaya ini sangat sistematis, hampir terjadi di semua negara. Oleh karena itu, narasi kita juga harus kuat,” tandasnya, menegaskan pentingnya perlawanan diplomatik yang konsisten.
Baca juga : Indonesia Desak PBB Hentikan Kekejaman Zionis “Israel”