Nasional
Pakar: Indonesia Waspada Ancaman Gempa Megathrust
Pakar: Indonesia Waspada Ancaman Gempa Megathrust
Indonesia, negara kepulauan yang terletak di antara dua samudra dan dua benua, terus menghadapi ancaman dari gempa megathrust. Menurut Peneliti Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Nuraini Rahma Hanifa, posisi Indonesia yang berada di antara lempeng Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik membuat wilayah ini sangat rentan terhadap gempa besar.
“Indonesia memiliki 15 segmen megathrust yang tersebar di berbagai wilayah, seperti Sumatera, Jawa, hingga Indonesia Timur. Salah satu contohnya adalah gempa besar yang mengguncang Aceh pada 2004, yang terjadi di segmen megathrust,” jelas Rahma dilansir Detiknews, pada Kamis (5/9).
Gempa megathrust bisa mencapai magnitudo hingga 9, yang tentunya menjadi ancaman serius, terutama di wilayah padat penduduk. Menurut Rahma, salah satu daerah dengan potensi ancaman tertinggi adalah Jawa. Jika penduduk di wilayah tersebut tidak siap, gempa megathrust bisa menjadi bencana yang sangat merusak.
Namun, yang menjadi masalah utama saat ini adalah rendahnya kesadaran masyarakat akan mitigasi bencana. Rahma menekankan bahwa banyak warga Indonesia belum teredukasi dengan baik, sehingga sering kali mereka tidak siap menghadapi gempa.
Baca juga : Densus 88 Ciduk Amir Anshor Daulah di Bima
“Bayangkan jika gempa terjadi sekarang, apakah kita sudah siap? Sebagian besar dari kita mungkin akan panik, dan itulah yang sering menjadi penyebab tingginya korban jiwa,” ujarnya.
Kepanikan memang sering memperburuk keadaan, terutama ketika bangunan yang ditempati tidak memiliki ketahanan yang cukup terhadap guncangan. Karena itu, penting bagi masyarakat untuk lebih peduli terhadap keamanan bangunan yang mereka tempati, apalagi di daerah yang rawan gempa.
Selain gempa, megathrust yang bersumber di laut juga berpotensi memicu tsunami. Edukasi tentang langkah-langkah penyelamatan diri menjadi sangat krusial, terutama bagi mereka yang tinggal di pesisir pantai. Mengetahui jalur evakuasi dan mempersiapkan diri sejak dini dapat mengurangi kepanikan dan menyelamatkan nyawa saat bencana datang.
Rahma juga menggarisbawahi pentingnya riset dan inovasi dalam mitigasi gempa. Dengan semakin canggihnya teknologi, ia berharap ada sistem peringatan dini yang lebih efektif untuk menghadapi ancaman megathrust di masa depan. Meskipun gempa megathrust akan terus berulang dengan jeda waktu yang panjang, kesiapsiagaan adalah kunci untuk mengurangi dampaknya.
“Kita harus terus waspada dan mempersiapkan diri dengan baik. Megathrust ini bukanlah ancaman yang bisa kita abaikan,” pungkasnya.
Baca juga : Densus 88 Tangkap Terduga Teroris AQAP di Gorontalo