Berita
Belajar Membatik, Belajar Melestarikan Warisan Bangsa
Kamis, 2 Oktober 2014 yang lalu, menjadi hari cukup spesial bagi Dionisius Valentino, siswa kelas VIII SMP Marsudini, Cawang. Bersamaan dengan Hari Batik Nasional, ia bersama teman-temannya datang mengunjungi Museum Tekstil dalam program Trip Field bulanan sekolahnya.
Dalam acara ini, bersama teman-teman dan guru pembimbingnya, Valentino mengunjungi Pendopo Batik Museum Tekstil. Tak hanya mempelajari sejarah batik, mereka juga berkesempatan merasakan sendiri bagaimana prosesi membatik.
“Saya senang bisa belajar membatik di sini,” aku Valentino. “Biar gak lupa sama budaya sendiri juga.”
Siti Rukmini, Kasubag Tata Usaha Museum Tekstil sendiri saat ABI Press wawancarai menyebutkan bahwa salah satu program Museum Tekstil memang melakukan pembinaan terhadap masyarakat mengenai batik. Terutama bagi generasi muda.
“Salah satu fungsi kami adalah melakukan pembinaan dan penyebaran pengetahuan tentang batik. Terutama kepada generasi muda. Dari SD, SMP, SMA, sampai mahasiswa,” ujar Siti. “Agar mereka juga nanti ikut melestarikan budaya batik ini.”
Siti mengakui, animo masyarakat cukup tinggi untuk mempelajari batik. Hampir tiap hari ada yang mengunjungi museum. Tak hanya masyarakat umum dan pelajar, bahkan komunitas dari luar negeri pun, dari Jepang dan Korea rutin mengunjungi museum batik.
Dalam upaya melestarikan budaya batik ini, Museum Tekstil juga aktif menjemput bola. Mengajarkan teknik membatik kepada masyarakat. “Ada koperasi-koperasi yang kita bina di wilayah-wilayah,” terang Siti. “Kami bahkan ke lapas juga. Mereka kan memerlukan skill sekeluarnya dari lapas. Dan alhamdulillah, mereka antusias.”
Rukmini berharap masyarakat terus melestarikan budaya batik yang sudah dikukuhkan oleh UNESCO sebagai Warisan Kemanusiaan Dunia ini. Jangan sampai karena kita tidak menjaganya, warisan budaya kita justru diakui oleh negara tetangga. (Muhammad/Yudhi)