Nasional
Densus 88 Siap Telusuri Sisa Senjata Jamaah Islamiyah
Densus 88 Siap Telusuri Sisa Senjata Jamaah Islamiyah
Dengan tekad yang belum surut, Densus 88 Antiteror Polri terus memburu sisa-sisa senjata milik Jamaah Islamiyah (JI) yang diyakini masih tersembunyi, meskipun organisasi tersebut telah resmi membubarkan diri. Penyerahan senjata ini menjadi bukti awal komitmen JI terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), namun tugas Densus 88 belum selesai.
Juru Bicara Densus 88, Komisaris Besar Aswin Siregar, mengonfirmasi bahwa Jamaah Islamiyah telah menyerahkan senjata dan bahan peledak yang mereka simpan. “Senjata dan bahan peledak yang selama ini mereka sembunyikan, termasuk berbagai bahan lain yang mencerminkan kekuatan JI, telah diserahkan,” ujar Aswin, pada Selasa (13/8), dilansir Tempo.
Baca juga : Ketum ABI Kecam Larangan Jilbab Paskibraka
Namun, Aswin menegaskan bahwa proses penyerahan ini masih berlangsung dan kemungkinan masih banyak senjata yang belum ditemukan. “Mungkin masih banyak lagi yang belum kita temukan,” katanya. Ia bergurau bahwa senjata dan alat berbahaya tersebut mungkin telah dikubur di tempat yang bahkan anggota JI sendiri sudah lupa. “Nanti kami cari lagi,” tambahnya, menandakan upaya berkelanjutan Densus 88 dalam memastikan keamanan negara.
Sebelumnya, pada Rabu, 3 Juli 2024, belasan tokoh Jamaah Islamiyah mendeklarasikan pembubaran organisasi teroris tersebut. Mereka menyatakan pengakuan penuh terhadap NKRI, sebuah langkah yang mengakhiri sejarah panjang gerakan mereka di Asia Tenggara. Abdullah Anshori alias Ibnu Thoyib alias Abu Fatih, salah satu tokoh yang hadir dalam deklarasi itu, menyatakan bahwa JI telah menyerahkan semua senjata dan alat berbahaya kepada Densus 88 sebelum 30 Juni 2024. “Ini adalah bukti konkret bahwa kami tidak main-main,” tegasnya pada Tempo di Sukoharjo, Jawa Tengah.
Abu Fatih juga menjelaskan alasan di balik keputusan JI untuk membubarkan diri. Menurutnya, alasan utama bukan hanya karena anggota mereka yang ditahan dan menderita, tetapi juga karena mereka meyakini bahwa melebur ke dalam NKRI adalah bagian dari prinsip ibadah fardu ain. “Kami ingin hidup kami didedikasikan untuk ibadah,” ungkapnya.
Baca juga : Kontras Tuntut Kementerian Perdagangan Ungkap Dugaan Impor Produk Zionis