Berita
Update Kasus Pemukulan Wartawan ABI Press: Tiga Saksi Sudah Diperiksa
Empat bulan telah berlalu sejak kasus pemukulan wartawan ABI Press saat meliput acara Deklarasi Aliansi Nasional Anti Syiah di Cijagra, Bandung (20/4) lalu. Namun hingga kini polisi masih belum menangkap pelaku pemukulan terhadap wartawan ABI Press padahal polisi sudah memanggil beberapa saksi.
Terkait hal ini, ABI Press menghubungi staf LBH Bandung, Willy Hanafi, yang ikut mengawal kasus ini. Willy menyebutkan bahwa tim kuasa hukum Muhammad Ngaenan, korban pemukulan, sudah menghubungi Kepolisian agar memberikan Surat Pemberitahuan Perkembangan Hasil Penyelidikan (SP2HP).
“Kita ingin tahu perkembangan kasusnya seperti apa. Apalagi dalam proses ini saksi telah dipanggil,” ujar Willy. Willy menengarai adanya ketidakseriusan aparat terhadap kasus ini. “Kita melihat polisi tidak serius menangani kasus. Apakah pelakunya sudah ditangkap? Kenapa belum ada kabar? Atau apakah kasus ini dihentikan? Kalau dihentikan, apa alasannya?” ujar Willy.
Baru setelah tim kuasa hukum Muhammad mengirimkan surat permintaan pemberitahuan perkembangan kasus, akhirnya pada tanggal 5 September 2014 datang surat SP2HP dari Polsek Lengkong yang menangani kasus ini, yang berisi pemberitahuan bahwa penyidik telah memeriksa tiga orang saksi, Abdul Malik, rekan jurnalis Muhammad di ABI Press, dan dua orang Dewan Pengurus Masjid Al-Fajr, Aleh Sudiana dan Muhammad Ma’arif.
Punya Bukti dan Akan Tetap Menuntut Pelaku
Muhammad, korban pemukulan sendiri mengaku bahwa ia akan tetap menuntut secara hukum pelaku penganiayaan terhadap dirinya ini. “Saya tidak lupa. Saya punya foto pelaku pemukulan terhadap saya. Bukti visumnya juga ada. Saya tetap akan menuntut secara hukum pelaku penganiayaan terhadap saya yang sedang melakukan tugas jurnalistik saat itu.”
Muhammad sendiri mengakui sebenarnya ada banyak tindakan kekerasan terhadap rekan-rekan wartawan lain di lapangan. Bahkan ada yang sampai tewas seperti wartawan Udin. Tetapi menurut LBH Pers, tak ada yang berani melaporkannya.
“Saya akan terus bersuara agar tak terjadi lagi tindakan kekerasan atas jurnalis yang sedang menjalankan tugasnya saat memberitakan kepada publik. Jika mereka didiamkan, tak diberi efek jera, saya khawatir nanti ada lagi rekan-rekan jurnalis yang mengalami nasib yang sama, dan masyarakat terhalangi mendapatkan informasi yang mestinya mereka dapatkan,” ujar Muhammad.
“Saya harap, pelaku dihukum. Saya tak ingin nanti akan ada Udin-Udin lain yang bahkan sampai dibunuh hanya karena aparat tidak tegas menegakkan hukum,” pungkas Muhammad.
Pelaku Pemukulan Wartawan ABI Press Pendukung ISIS?
Saat dianiaya oleh belasan panitia dan peserta acara Deklarasi Aliansi Nasional Anti Syiah di Cijagra, Bandung, Muhammad menyebutkan, bahwa selain ada tokoh-tokoh anti Syiah seperti KH. Athian Ali Dai dan Ahmad bin Zein Alkaff dari Al-Bayyinat, saat ia disekap di masjid Al-Fajr yang berada di bawah Asuhan KH. Athian Ali, ada juga Abu Jibril dari Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) di lokasi.
Selain berorasi mengkafirkan Syiah dan bahkan menghalalkan darah Muslim Syiah saat acara Deklarasi Aliansi Nasional Anti Syiah ini, Abu Jibril juga terdokumentasi pernah mendemo perayaan Asyura, memperingati kesyahidan cucu Nabi, Husein bin Ali, di Balai Samudera, Kelapa Gading Jakarta Utara (11/4/2013) dengan massa yang membawa bendera ISIS.
Dokumentasi Abu Jibril dan laskarnya menghujat Syiah sembari membawa bendera ISIS banyak tersebar di berbagai media dan bahkan videonya banyak juga yang diunggah ke Youtube. Tak hanya di Balai Samudera, di gedung SMESCO saat seminar Al-Ghadhir pun terdokumentasi Abu Jibril dan laskarnya membawa-bawa bendera ISIS.
Anehnya, Abu Jibril sendiri dalam konferensi pers MMI (9/10) kemarin malah menuduh bahwa ISIS itu adalah rekayasa Syiah. Padahal fakta dan data membuktikan yang sebaliknya. Hendak cuci-tangankah Abu Jibril? (Muhammad/Yudhi)