Nasional
Kemenkes Peringatkan: Lonjakan Kasus DBD Tiga Kali Lipat!
Kemenkes Peringatkan: Lonjakan Kasus DBD Tiga Kali Lipat!
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan kabar mengejutkan. Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) melonjak tiga kali lipat dari tahun lalu, dipicu oleh perubahan iklim yang meruncing.
“Saat ini, meskipun kita berhadapan dengan lonjakan kasus DBD yang mengkhawatirkan, para pahlawan di fasyankes masih mempertahankan keberanian dan kemampuan untuk menangani pasien tanpa kelelahan yang berlebihan,” ungkap Imran Pambudi, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM) Kemenkes, dalam laporannya dari Jakarta pada Jumat (3/5), dilansir oleh Antaranews.
Imran menjelaskan bahwa para penjaga garda terdepan di fasyankes telah melangkah ke medan perang, siap menghadapi gelombang pasien dengan strategi dan kesiapan yang telah diatur sesuai dengan instruksi yang disebarkan ke seluruh dinas kesehatan dan rumah sakit di seluruh penjuru negeri pada Januari dan April 2024.
Dalam surat tersebut, terungkap bahwa lonjakan kasus DBD merupakan cerminan erat dari perubahan iklim. Efek samping perubahan cuaca memungkinkan nyamuk pembawa DBD untuk berkembang biak dan bertahan hidup dengan lebih kuat, menjadikan mereka sebagai ancaman yang semakin meluas.
Baca juga : Di Depan Kedubes AS, Solidaritas Buruh dan Ojol Suarakan Keadilan Untuk Palestina
“Kami tidak tinggal diam. Pada Januari dan April 2024, kami telah mengirimkan surat edaran yang menggemakan panggilan untuk mempersiapkan diri menghadapi lonjakan kasus DBD, menyusul prediksi akan terjadinya peningkatan kasus akibat perubahan iklim di awal tahun 2024,” tambahnya.
Sementara itu, rapat terbaru dari Ditjen P2P Kemenkes mencatat bahwa hingga pekan ke-17 tahun 2024, terdapat 88.593 kasus DBD dan 621 kematian di sejumlah daerah.
Angka tersebut bukanlah sekadar angka biasa, melainkan lonjakan yang menggetarkan hati, meningkat tiga kali lipat dari periode yang sama pada tahun sebelumnya, dengan catatan 28.579 kasus dan 209 jiwa yang telah disayangkan.
Penyebaran kasus DBD tahun ini dilaporkan telah merajalela di 456 kabupaten/kota di 34 provinsi, dengan bayangan kematian melayang di 174 kabupaten/kota di 28 provinsi.
Namun, terangkum dalam tragedi tersebut, ada cerita kepahlawanan. Lima kabupaten/kota teratas yang mampu bertahan dalam badai DBD adalah Kota Bandung dengan 3.468 kasus, Tangerang dengan 2.540 kasus, Kota Bogor dengan 1.944 kasus, Kota Kendari dengan 1.659 kasus, dan Bandung Barat dengan 1.576 kasus.
Sementara itu, titik hitam dalam kisah ini adalah laju kematian tertinggi, tercatat dari Kabupaten Bandung dengan 29 kematian, Jepara dengan 21 kematian, Kota Bekasi dengan 19 kematian, Subang dengan 18 kematian, dan Kendal dengan 17 kematian.
Di tengah segala statistik dan perhitungan, satu angka tetap menghantui: 262.463 kasus tersangka DBD yang masih menunggu penanganan, merefleksikan penderitaan yang belum terselesaikan dan tantangan yang masih berlanjut.
Baca juga : Indonesia Berkomitmen Maksimal Membantu Palestina