14 Manusia Suci
Ibadah dan Penghambaan Imam Musa Kazhim
Ibadah dan Penghambaan Imam Musa Kazhim
Imam Musa Kazhim as, sebagaimana ayahandanya adalah manusia paling ‘abid (ahli ibadah) di zamannya dan senantiasa mengingat Allah Swt. Dalam keadaan ibadah, salat, zikir, membaca al-Quran, beliau tunduk dan khusuk di hadapan Pencipta alam semesta. Bahkan, karena memiliki pengetahuan yang mendalam tentang tauhid, kekuasaan, dan keagungan Allah Swt, semua perbuatan dan perkara-perkara kehidupannya hanya dilakukan demi meraih ridha-Nya.
Sebagian sahabat mengisahkan, “Imam Musa berada di masjid Rasulullah, sedang bersujud dengan sujud yang panjang sembari mengucapkan, ‘Padaku terdapat dosa yang besar sedangkan kebaikan ada pada-Mu, wahai Pemilik Ketakwaan dan Ampunan.”
Baca juga : Aku Tamumu
Syaikh Mufid menulis, “Abu Hasan Musa adalah manusia paling ‘abid, paling fakih, paling dermawan, dan paling mulia di zamannya. Diriwayatkan bahwa beliau menyambung salat malamnya dengan salat subuh lalu membaca doa-doa setelah salat hingga matahari terbit. Kemudian beliau bersujud, membaca zikir, dan tidak mengangkat kepalanya dari sujud hingga mendekati waktu zuhur. beliau seringkali mengulang doa berikut ini, ‘Ya Allah! Aku memohon kepada-Mu kenyamanan saat ajal menjemput dan ampunan saat perhitungan (hisab).’”
Sebagian orang yang menyaksikan Imam Musa Kazhim as berkata, “Kami mendengar beliau mengucapkan dalam doanya, ‘Ya Allah! Sesungguhnya aku telah memohon kepada-Mu agar Engkau kosongkan (waktuku) hanya untuk beribadah kepada-Mu dan Engkau telah melaksanakannya. Maka, hanya bagi-Mu segala pujian.’”
Ayatullah Ibrahim Amini, Pemimpin Teladan
Baca juga : Shalat-shalat di Malam Ramadhan yang Masyhur