Internasional
Operasi Perlawanan Palestina Bukti Zionis Gagal di Jalur Gaza
Operasi Perlawanan Palestina Bukti Zionis Gagal di Jalur Gaza
Petinggi gerakan perlawanan Jihad Islam Palestina, Ihsan Ataya, memuji operasi pejuang perlawanan di kamp pengungsi al-Maghazi, Jalur Gaza. Ia menyebutnya sebagai pukulan telak bagi rezim zionis. Dalam wawancara dengan al-Youm, Ataya mengklaim bahwa kerugian besar yang dialami zionis dalam satu hari menunjukkan kegagalan rezim penjajah itu mencapai tujuan dalam konflik dengan wilayah yang terkepung.
Ataya menyoroti kejutan yang dirasakan rezim zionis atas kematian 24 tentaranya dalam pertempuran baru-baru ini. Menurutnya, sejak dimulainya agresi zionis terhadap Gaza pada awal Oktober, terjadi koordinasi penuh antara pasukan perlawanan Palestina untuk menghadapi rezim pendudukan.
“Rezim pendudukan zionis terkejut atas kematian tentaranya dalam pertempuran baru-baru ini dengan pejuang perlawanan Palestina,” ujar Ihsan Ataya, dilansir Press TV, Selasa (23/1).
Ataya menekankan pentingnya persatuan di medan perang sebagai pilar kemenangan melawan rezim pendudukan. Dia menyatakan bahwa gerakan ini akan terus bersatu dengan kelompok perlawanan lainnya untuk melawan pasukan zionis.
Baca juga : Hari Paling Mematikan Pasukan Zionis di Gaza
Dalam konteks serangan di al-Maghazi, juru bicara Jihad Islam, Musab Berim, menyatakan bahwa pukulan terhadap rezim zionis menandai “akhir politik” bagi mereka yang terlibat dalam tindakan kekerasan terhadap warga Palestina. Berim juga menyangkal angka kematian yang diumumkan tentara zionis, seraya menyebutnya hanya separuh dari jumlah sebenarnya.
Pada Selasa, kepala juru bicara militer zionis, Daniel Hagari, mengkonfirmasi bahwa 21 tentara zionis tewas di Gaza dalam serangan pejuang perlawanan. Hal ini terjadi setelah mereka menembakkan granat berpeluncur roket ke sebuah tank dan meledakkan dua bangunan di mana pasukan zionis telah menanam bahan peledak.
Meskipun kematian 24 tentara zionis dalam satu hari membuat Menteri Keamanan Nasional zionis, Itamar Ben-Gvir, menyatakan bahwa operasi di Gaza tidak boleh dihentikan, pemimpin Jihad Islam Palestina menyatakan keberhasilan operasi itu sebagai bentuk perlawanan terhadap kekejaman rezim zionis terhadap warga Palestina.
Sejak dimulainya agresi Israel pada 7 Oktober, lebih dari 25.400 warga Palestina telah gugur, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Rezim zionis juga memberlakukan kepungan total, memutus pasokan bahan bakar, listrik, makanan, dan air bagi lebih dari dua juta warga Palestina di Gaza.
Baca juga : Hizbullah: Operasi Badai al-Aqsa Runtuhkan Mitos Zionis