Berita
Kampanye 10 tahun Wafat Munir Di Acara Car Free Day
Hari ini, tepat sepuluh tahun yang lalu, Munir Said Thalib, tokoh pejuang HAM Indonesia, asal kota Malang berangkat dengan menumpang pesawat Garuda menuju Amsterdam, Belanda, untuk melanjutkan pendidikannya. Namun perjalanannya terhenti di Singapura, setelah racun yang diberikan orang tak dikenal merenggut nyawanya.
Hingga detik ini, pengadilan masih belum menemukan aktor di balik pembunuhan itu dan hanya mampu menangkap aktor lapangan saja.
Untuk itu, Kontras, pada Minggu (7/9) ini mengadakan kampanye peringatan 10 tahun wafat Munir dalam Car Free Day di seberang jalan, depan Bank Panin, jalan M.H. Thamrin, Jakarta.
“Kampanye ini adalah untuk mengingatkan pemerintah khususnya pemerintahan yang baru, yaitu Jokowi-JK agar memprioritaskan agenda penyelesaian kasus ini,” jelas Chris Biantoro, Wakil koordinator Kontras yang ABI Press temui di acara tersebut.
Chris juga mengkritik pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang masa berkuasanya hampir sama lamanya dengan kasus Munir, tapi tidak hadir untuk memberikan support agar kasus ini segera terselesaikan.
Menurut Chris, SBY hanya memberikan janji dan hanya mengatakan, “Kasus Munir adalah ujian sejarah.”
“Nah setelah itu sudah tidak ada lagi dukungan politik maupun dukungan konkret yang diberikan SBY kepada proses hukum yang sedang berjalan,” jelas Chris.
Chris juga menegaskan bahwa apa yang diperjuangkan pada hari ini bukanlah semata-mata hanya untuk sosok Munir, namun juga demi keadilan global. Sehingga tidak akan ada lagi yang “di-Munir-kan” dengan mudah dan kemudian kasusnya menguap begitu saja ke udara. Sementara para pelakunya masih berkeliaran.
“Kalau pelakunya tidak ditangkap dan dihukum, maka tidak akan ada efek jera,” tegas Chris, “dan besar kemungkinan mereka akan mengulanginya lagi,” tandasnya.
Terbengkalainya kasus Munir hingga 10 tahun, membuktikan bahwa pemerintah sebelumnya tidak memiliki keseriusan atau mungkin juga tidak memiliki nyali untuk menuntaskan kasus Munir. Hal ini tentu akan menjadi ujian serius bagi pemerintahan Jokowi, dan akan menunjukkan seberapa besar nyali Jokowi untuk menuntaskan kasus Munir dan kasus pelanggaran HAM lainnya. (Lutfi/Yudhi)